Indeks Daur Ulang Plastik Diluncurkan SWI dan IPR, Dorong Kebijakan Lingkungan Berbasis Data

Indeks Daur Ulang Plastik Diluncurkan SWI dan IPR, Dorong Kebijakan Lingkungan Berbasis Data

Kolaborasi lintas sektor dan data akurat jadi pondasi pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan di Indonesia.-Harian Disway-

Drs. Ade Palguna Ruteka, Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, mengapresiasi hadirnya studi ini sebagai bentuk kontribusi nyata dari sektor non-pemerintah.

Ia menilai bahwa studi yang dijalankan oleh SWI tidak hanya melengkapi upaya yang telah dilakukan pemerintah, tetapi juga memberikan wawasan tambahan melalui hasil identifikasi dan analisa yang komprehensif.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas pemangku kepentingan sebagai kunci untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang inklusif dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Dietplastik Indonesia Kenalkan Konsep Guna Ulang untuk Mengurangi Sampah Plastik

“Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional menargetkan penyelesaian 100 persen permasalahan sampah pada tahun 2029. Untuk mencapai target ambisius tersebut, telah disiapkan berbagai strategi pengurangan dan penanganan sampah, termasuk mendorong penerapan prinsip ekonomi sirkular dalam sistem daur ulang serta mendorong produsen untuk menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR). Tentunya, target ini tidak akan tercapai tanpa dukungan dari seluruh sektor,” tegas Ade kembali.

Inisiatif pengelolaan sampah telah berkembang di berbagai sektor, namun diperlukan kolaborasi dan sinergi lintas lembaga dan sektor untuk mengintegrasikan seluruh upaya tersebut dalam bentuk konkret. Beberapa diantaranya adalah keterbukaan data dan insentif kebijakan, baik fiskal maupun regulasi, yang akan sangat menentukan kemajuan industri daur ulang.

BACA JUGA: Workshop Pengelolaan Sampah DLH Kediri di Kampoeng Oase, Menambah Wawasan hingga Membangun Jejaring

Tanggapan Perwakilan Industri Kemasan Berbahan Plastik


Komitmen pelaku industri seperti Unilever, Nestlé, dan AQUA memperkuat ekosistem daur ulang melalui teknologi, pengumpulan, dan desain kemasan berkelanjutan.-Harian Disway-

Diskusi ini juga turut dihadiri beberapa perwakilan dari industri yang menghasilkan produk dengan kemasan berbahan plastik, di antaranya Unilever Indonesia, Nestlé Indonesia dan AQUA.  Ketiganya menegaskan komitmennya untuk mengambil peran aktif dalam menangani sampah plastik di seluruh rantai bisnisnya.

Maya Tamimi, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation menyampaikan bahwa Perusahaan terus berkomitmen untuk mengambil peran aktif dalam menangani sampah plastik di seluruh rantai nilai bisnisnya.

Unilever Indonesia memiliki fokus yang kuat, jelas, terukur, dan sejalan dengan program pemerintah dalam hal pengurangan serta pengelolaan sampah plastik.

BACA JUGA: Let’s Recycle, It’s Your Future: Adik-adik Ayo Lakukan 3R pada Sampah!

Pada tahun 2024, Unilever Indonesia telah mengumpulkan dan mengelola 90,000 ton sampah plastik, lebih banyak dari yang digunakan untuk menjual produk-produknya.

Upaya ini dicapai melalui jaringan bank sampah binaan, pengepul, TPS3R, dan Refuse-Derived Fuel (RDF). “Kami percaya kolaborasi adalah kunci menuju masa depan yang bebas sampah,” tegasnya.

Maruli Sitompul, Sustainability Delivery Lead Nestlé Indonesia juga menyampaikan langkah-langkah konkret yang telah diambil perusahaan, seperti penggunaan sedotan kertas di seluruh RTD (ready-to-drink) dan mendesain kemasan mereka menjadi kemasan daur ulang (monomaterial packaging).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: