Ariel Tatum, Chicco Jerikho, dan Mouly Surya Kunjungi Kantor Harian Disway, Bicara Film Perang Kota

Ariel Tatum, Chicco Jerikho, dan Mouly Surya Kunjungi Kantor Harian Disway, Bicara Film Perang Kota

Dari kiri: Ariel Tatum, Chicco Jerikho, dan sutradara film Perang Kota Mouly Surya saat media visit ke kantor Harian Disway, Jalan Walikota Mustajab no 76, Surabaya, 2 Mei 2025.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Bagi Chicco, tokoh tersebut sangat kompleks. Ia bergelut dengan momen Perang Kemerdekaan 1946. "Ia seorang veteran perang yang masih menyimpan trauma. Isa merupakan pejuang yang tidak sempurna," ungkap Chicco.

Ia menambahkan, "Belum lagi pergolakan batinnya yang berkecamuk. Isa berjuang tak kenal lelah. Bahkan sampai melupakan satu hal yang paling penting: keutuhan rumah tangga". Dalam Jalan Tak Ada Ujung maupun Perang Kota, Isa dikisahkan sebagai tokoh yang mengalami hambatan dalam masalah seksual.

BACA JUGA:Ariel Tatum Perdana ke Papua

Meski begitu, istrinya Fatimah tetap berusaha mendampingi. Dalam buku Jalan Tak Ada Ujung, Fatimah digambarkan sebagai sosok yang mewakili pandangan perempuan pada zaman itu. Namun, dalam Perang Kota, ada banyak perbedaan. 

Terdapat sudut pandang yang digariskan oleh Mouly tentang sosok tersebut. "Fatimah dalam film saya lebih kontemporer dan erat dengan norma-norma masa kini. Tapi dia tetap terjebak pada zamannya. Zaman revolusi tahun 1946," ungkap Mouly.

Ariel, pemeran Fatimah, menyebut bahwa karakter yang dijalaninya adalah sosok perempuan luar biasa. "Dia seorang ibu. Seorang istri yang mandiri dan berdaya. Fatimah sangat mampu untuk berjuang dan menjaga dirinya sendiri. Sangat relevan dengan era modern saat ini," terangnya.


Chicco Jerikho berperan sebagai Isa dalam film Perang Kota. Ia bahkan sempat mengasingkan diri untuk mendalami perannya tersebut.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:Profil 7 pemeran Film Penjagal Iblis: Dosa Turunan

Meski begitu, pergolakan batin membawanya dalam perselingkuhan singkat dengan Hazil, kawan Isa. Tokoh Hazil diperankan oleh Jerome Kurnia.

"Menggambarkan bahwa perselingkuhan itu terjadi karena kebutuhan manusiawi yang tak bisa dielakkan. Itu sering disangkutpautkan dengan laki-laki. Padahal, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kebutuhan yang sama," ujar Ariel.

Ariel mendalami karakter Fatimah selama 4 bulan. "Selama itu saya mencoba merasakan pergulatan batin Fatimah. Dia juga tokoh yang cukup kompleks," ungkapnya.

BACA JUGA:Sinopsis Film Penjagal Iblis: Dosa Turunan, Tayang 30 April 2025

"Seperti bagaimana ketika dia bertemu Isa, kemudian terlibat perasaan dengan Hazil. Sampai melakukan riset tentang segala hal terkait Bukittinggi. Fatimah kan orang Bukittinggi. Sedangkan saya orang Jakarta, mama saya dari Surabaya. Jadi harus mendalami betul," terang aktris 28 tahun itu.

"Ngomong-ngomong tentang Surabaya, banyak adegan yang latarnya di Surabaya, lho," sahut Mouly. Dia menyebut adegan dalam trailer ketika Isa menembak tentara Gurkha. Juga pertemuan Fatimah dan Isa dalam sebuah gedung tua. Itu semua diambil di Surabaya.

"Salah satunya kami syuting di daerah dekat pasar ikan," ujar Chicco. Ia lupa nama daerahnya. Namun, tim Perang Kota yang turut hadir menyebut kawasan itu adalah Pabean. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway