Miskin, tapi Paling Sejahtera

Miskin, tapi Paling Sejahtera

ILUSTRASI Miskin, tapi Paling Sejahtera.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Jabatan Akademik dan Kesejahteraan Dosen

KEUANGAN BUKAN PENENTU

Berbeda dengan berbagai indikator kesejahteraan yang menggunakan indikator pendapatan dan keuangan, penelitian Harvard itu menunjukkan bahwa faktor kecukupan finansial tidak begitu menentukan kesejahteraan. 

Itu, misalnya, bisa dilihat dari keberadaan negara-negara dengan penghasilan rendah seperti Indonesia (USD 4.876), Filipina (USD 3.805), dan Nigeria (USD 1.597) yang justru indeks kesejahteraannya tinggi. 

Sementara itu, negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi, Amerika Serikat (USD 80.706), ada di urutan ke-15, dan Jepang (USD 33.800) di urutan paling bawah. Hanya Israel yang pendapatan per kapitanya tinggi, USD 55.000, yang warganya cukup sejahtera (urutan keempat). 

BACA JUGA:Penanggulangan Kemiskinan di Daerah: Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah

BACA JUGA:Liberalisme Cengkeram Siswa Miskin

Direktur asosiasi untuk penelitian di Human Flourishing Program dan penulis makalah, Brendan Case, menyoroti Jepang sebagai representasi negara maju dan harapan hidup panjang, tetapi masyarakatnya merasa tidak sejahtera. 

Salah satu penyebabnya, tekanan kehidupan menjadikan warga Jepang kurang memiliki kehidupan sosial dan hubungan kekerabatan. Responden dari Jepang cenderung menyebut tidak memiliki teman dekat.

Itu sangat berbeda dengan responden dari Indonesia, Filipina, atau Nigeria yang cenderung punya hubungan kekerabatan dan pertemanan yang kuat, dan sifat karakter pro-sosial, yang mendorong hubungan sosial dan komunitas. Dan, ternyata hubungan kekerabatan dan pertemanan punya kaitan sangat erat dengan kesejahteraan.

BACA JUGA:Percepat Zero Kemiskinan Ekstrem via Integrasi Keuangan Sosial Islam

 BACA JUGA:Klien Dukun Slamet Orang yang Merasa Miskin

Yang menarik, ketika indikator finansial dimasukkan, indeks kesejahteraan relatif tidak berubah. Hanya Israel yang menggeser Meksiko dan Polandia naik ke peringkat kelima menggeser Nigeria di urutan keenam. Ini berarti, kesejahteraan tidak terlalu ditentukan faktor keuangan. 

Padahal, faktor keuangan itulah yang selama ini dianggap sangat menentukan kesejahteraan masyarakat. Itu bisa dilihat dari penggunaan income per capita sebagai pengukur kesejahteraan suatu negara yang dilakukan berbagai organisasi, termasuk World Bank. 

FAKTOR SPIRITUALITAS  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: