Jalan Berliku Mewujudkan Tujuan Pendidikan

ILUSTRASI Jalan Berliku Mewujudkan Tujuan Pendidikan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Terwujudnya tujuan pendidikan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas sangat ditentukan oleh kurikulum, guru, dan murid. Kurikulum sebagai peta jalan akan memberikan panduan bagi guru dalam pembelajaran.
Peta jalan yang jelas dan tidak berputar-putar akan memudahkan guru sebagai pelaksana dan mempercepat pencapaian tujuan.
Di sisi lain, pergantian kurikulum yang tidak didasarkan pada evaluasi atas capaian kurikulum sebelumnya akan membingungkan dan bisa menghambat pencapaian tujuan pendidikan.
Sementara itu, guru juga harus mampu menumbuhkan kesadaran para murid tentang pentingnya pendidikan bagi masa depannya. Oleh karena itu, guru harus mampu menggerakkan murid menjadi pembelajar, berakhlak mulia dan memiliki nasionalisme yang kuat.
Namun, sekali lagi, jika murid sendiri tidak punya kemauan untuk belajar, guru akan mengalami kesulitan mewujudkan tujuan pendidikan. Ibarat perjalanan, meski jalannya mulus dan lurus serta sopirnya sangat terampil, tetapi jika mobilnya sendiri mogok, sulit untuk sampai ke tujuan.
Belum lagi, jika kultur keluarga dan masyarakat tidak mendukung pelaksanaan pendidikan, upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan akan makin sulit. Keluarga dan masyarakat ibarat cuaca yang turut memengaruhi perjalanan.
Artinya, dukungan keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan tujuan pendidikan sangat diharapkan. Setidaknya orang tua diharapkan ikut memberikan kontribusi pada pendidikan karakter dan moral kepada anaknya.
Cita-cita Indonesia emas yang dicanangkan pada 2045 sangat bergantung dari kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk sampai pada batas waktu yang ditentukan, kita tinggal memiliki sisa waktu kurang lebih 20 tahun.
Waktu 20 tahun bukan waktu yang panjang, bahkan bisa dikatakan terlalu singkat jika dibandingkan dengan yang telah kita lewati. Sampai tahun 2025, bangsa dan negara telah berusia 75 tahun.
Waktu yang cukup untuk dievaluasi dan direnungkan sebagai dasar untuk melangkah ke depan. Untuk itu, perlu ada peta jalan (kurikulum) yang jelas dan mengarah kepada tujuan, serta guru-guru yang kreatif, inovatif, dan terampil dalam mengajar.
Hal yang tidak kalah penting adalah motivasi murid untuk belajar. Kesadaran murid bahwa pendidikan itu penting dan dibutuhkan bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bangsa dan negara, perlu ditumbuhkan. Di sisi lain, peran orang tua dan masyarakat dibutuhkan dalam rangka menciptakan ekosistem pendidikan yang bermutu. (*)
*) Warsono adalah ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2022–2026; guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Unesa; dan mantan rektor Unesa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: