Perbedaan Personal Branding dan Flexing: Strategi Citra Diri atau Sekadar Pamer?

Perbedaan Personal Branding dan Flexing: Strategi Citra Diri atau Sekadar Pamer?

Personal branding dan flexing memang bisa terlihat serupa, tetapi sejatinya berbeda dalam niat dan dampaknya. --Pinterest

Flexing tidak berfokus pada substansi atau kontribusi. Melainkan pada simbol status. Bersifat dangkal, temporer, dan cenderung menimbulkan impresi negatif jika dilakukan berlebihan.

Meski kadang bisa menaikkan pamor secara instan, flexing jarang menciptakan kepercayaan jangka panjang.

BACA JUGA:Digital Presence: Membangun Reputasi Profesional Melalui Personal Branding


Flexing bertujuan untuk mencapai pengakuan, pujian, atau rasa superioritas. --Pinterest

Perbedaan Mendasar

1. Motivasi

Perbedaan mendasar dari kedua sikap itu ada pada motivasi orang yang melakukannya. Seseorang yang melakukan personal branding memiliki visi membangun citra diri berdasarkan nilai, keahlian, dan kontribusi. Sedangkan flexing mencari pengakuan dengan menonjolkan harta atau gaya hidup.

2. Konsistensi

Dalam sifatnya, personal branding bersifat lebih konsisten dan strategis. Personal branding membutuhkan konsistensi dalam pesan, visual, dan tindakan. Sedangkan flexing cenderung spontan dan bergantung pada momen. 

3. Nilai Tambah

Nilai tambah yang diperlihatkan oleh kedua sikap itu juga berbeda. Personal branding memberikan inspirasi dan manfaat bagi audiens. Sementara flexing sering kali hanya dinikmati oleh pelakunya sendiri.

BACA JUGA:Kuatkan Personal Branding dan Jalan Catwalk

4. Dampak Jangka Panjang

Kedua sikap itu memiliki dampak jangka panjang yang berbeda. Personal branding berdampak membangun reputasi dan kredibilitas. Sedangkan flexing bisa memunculkan kesan sombong dan memperbesar jarak sosial.

Memang tidak mudah membedakan antara personal branding dan flexing. Terutama di media sosial yang serba visual.

Misalnya, seseorang yang membagikan foto sedang berada di kelas master internasional bisa saja dianggap flexing

BACA JUGA:8 Ciri-Ciri Karakter Perfeksionis, Nomor 6 Bisa Jadi Dialami Anda!

Padahal, ia hanya ingin menunjukkan proses belajarnya sebagai bagian dari branding profesional. Oleh karena itu, niat dan cara penyampaiannya menjadi kunci dari kedua sikap tersebut.

Personal branding dan flexing memang bisa terlihat serupa. Tetapi sejatinya berbeda dalam niat dan dampaknya.

Personal branding bersifat membangun dan memberikan nilai. Sementara flexing lebih banyak bersifat konsumtif dan mengundang kontroversi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: