Sajam Tawuran Remaja: Dari Golok sampai Celurit

ILUSTRASI Sajam Tawuran Remaja: Dari Golok sampai Celurit.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Tara dan Glenn mewawancarai mantan remaja yang kini sudah dewasa bernama Tara.
Tara menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa emosi remaja lebih besar. Antara lain, otak remaja lebih peka terhadap rangsangan. Juga, banyak hormon stres seperti kortisol cenderung dilepaskan selama masa remaja.
BACA JUGA:Ini Alasan Tawuran Antarremaja di Surabaya yang Selalu Terulang
BACA JUGA:Hendak Tawuran, Anggota Gangster Surabaya Diamankan Polsek Tegalsari
Dua mantan remaja lainnya, Jasmine dan Aggy, berbicara dalam video tentang bagaimana mereka mengambil bagian dalam aktivitas fisik seperti tinju (buat pria) atau menari (buat perempuan) untuk membantu mengatasi perasaan-perasaan itu.
Tara menjelaskan bahwa hal itu dapat membantu karena, ”Anda menggunakan energi yang dihasilkan oleh emosi-emosi yang sulit dengan cara yang konstruktif.”
Mengatasi emosi dengan cara itu dapat membantu, tetapi ada juga hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang merupakan respons tubuh yang menenangkan.
BACA JUGA:Tawuran, Pelajar Tewas Kehabisan Darah
BACA JUGA:Tawuran Bukan Kultur Surabaya, Psikolog Herlina Jelaskan Pergeseran Perilaku Remaja
Untuk itu, kata Tara, Anda dapat, ”tarik napas dalam-dalam, rileks, biarkan bahu Anda bergerak, dan lepaskan gelombang emosi.” Itu dapat membantu Anda mengatasi kemarahan, kecemasan, kesedihan, atau emosi sulit lainnya.
Untuk mengelola perasaan impulsif, Tara mengatakan akan sangat membantu jika Anda berhenti sejenak daripada langsung bereaksi terhadap perasaan saat perasaan emosi itu muncul.
”Cukup dengan berhenti sejenak,” katanya. ”Di mana Anda berpikir: Oke, saya merasakan ini dengan sangat kuat, tetapi perasaan hanyalah salah satu sumber data. Ada hal-hal lain yang terjadi,” sambungnya.
Dilanjut: ”Lalu, pergi keluar dan melihat langit untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas guna membantu Anda menyelaraskan diri dengan bagian otak yang lebih rasional.”
”Saat Anda merasa marah, misalnya,” kata Tara, ”Anda mungkin merasa perlu melakukan sesuatu untuk mengatasi kemarahan itu. Anda perlu menunjukkannya kepada orang lain.”
Namun, emosi datang silih berganti dan Tara mengatakan bahwa sering kali ada baiknya untuk menahan perasaan Anda sejenak, sambil menyadari bahwa perasaan itu pada akhirnya akan berlalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: