Ada Sesuatu yang Tidak Bisa Digantikan oleh Artificial Intelegence

Ada Sesuatu yang Tidak Bisa Digantikan oleh Artificial Intelegence

Ilustrasi kecerdasan buatan.-djkn.kemenkeu.go.id-


--

Oleh: Yayan Sakti Suryandaru

Pengajar Teknologi Komunikasi dari FISIP Unair Surabaya

 


--

Rini Kartini

Pengajar Komunikasi Digital Universitas Nusa Nipa Maumere

 

Kontroversi atas kehadiran artificial intelegence (AI) antara yang pro dan kontra saling berkelindan. Ada yang menganggap kehadiran AI ini sebuah keniscayaan, tidak bisa dihindari. Kita pasti mengalami di belahan bumi manapun. Bahkan, AI bisa mempercepat pekerjaan seorang jurnalis dengan melalui sistem algoritma, dan coding system, wartawan bisa memilih diksi-diksi populer yang banyak disukai oleh user. 

Sedangkan bagi mereka yang kontra, menganggap AI bermasalah dalam persoalan akurasi, yang penting kecepatan, persoalan valid atau tidak itu urusan belakangan. AI juga rentan disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik, mulai dari kejahatan perbankan, penyedotan data pribadi oleh sindikat tertentu, hingga manipulasi realitas. 

Perkembangan terbaru dari aplikasi ini seperti VeO 3 (pembuat video berbasis AI) dan Suno AI (pembuat musik) memperlihatkan betapa cepatnya perkembangan ini berlangsung. Semuanya  lebih segmented dan lebih canggih tentunya dari chat GPT. Kita yang selama ini menjadi konsumen atau penonton dari perkembangan teknologi informasi komunikasi (TIK) ini, lagi-lagi dihadapkan pada situasi tanpa  kedaulatan digital. Untuk mengantisipasi hal ini apa yang harus kita siapkan?

Kedaulatan Digital dan Ketimpangan Kuasa

Mengapa kita disebut tidak memiliki kedaulatan digital? Karena hampir seluruh operator aplikasi digital besar berbasis di luar negeri. Tidak ada satupun yang beroperasi di Indonesia dan otomatis membuat mereka tidak tunduk pada hukum nasional secara utuh. Jika terjadi pelanggaran hukum atau pelanggaran privasi, kita akan kesulitan menuntut atau menegakkan hukum. Solusi yang tersedia hanya dengan dengan memblokir akses, namun ini pun bukan menyelesaikan akar masalah. 

BACA JUGA:Jawab Tantangan AI, Prodi Ilmu Komunikasi UPN Jatim Gelar COMMFEST 2025

BACA JUGA:Bahasa Ibu di Era Kecerdasan Buatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: