Kurban Digital: Mudah, Sah, dan Harus Tetap Bermakna

Ilustrasi Hewan Kurban-disway.id-raselnews.com
JANGAN HILANGKAN ESENSI KURBAN
Teknologi memang memudahkan. Namun, jangan sampai memiskinkan makna. Tiga hal yang harus tetap kita jaga dalam kurban digital.
BACA JUGA:Ketum PP Muhammadiyah: Ibadah Kurban Momentum Membebaskan Diri dari Pesona Duniawi
BACA JUGA:Perhatikan 8 Ciri-Ciri Daging Kurban yang Aman Dikonsumsi Sebelum Diolah
Pertama, spiritualitas (takwa). Kurban bukan sekadar transfer dana. Ia adalah ujian keikhlasan, sebagaimana Nabi Ibrahim dan Ismail diuji dengan pengorbanan.
Kedua, solidaritas sosial. Pastikan kurban kita benar-benar menyentuh yang membutuhkan, bukan hanya distribusi ”dekat-dekat saja”.
Ketiga, edukasi keluarga. Libatkan anak-anak dalam proses kurban meski digital agar nilai pengorbanan, keikhlasan, dan empati tetap mereka serap.
BACA JUGA:Seempuk Wagyu! Olah Daging Kurban dengan Resep Sate Kambing ala Devina Hermawan
BACA JUGA:Naik 24 Persen! Segini Jumlah Hewan Kurban di Jatim
INOVASI SOSIAL DAN MODEL DISTRIBUSI NASIONAL
Beberapa startup kini menawarkan fitur-fitur canggih: blockchain untuk transparansi kurban, sistem saldo daging digital (meat wallet), dan bahkan gagasan besar: ”hub distribusi daging kurban” nasional.
Apa itu hub distribusi? Hub distribusi adalah pusat logistik kurban terintegrasi yang mengelola pengumpulan, penyimpanan, dan penyaluran daging dari berbagai daerah ke lokasi-lokasi yang membutuhkan secara merata dan efisien.
Dengan model itu, kurban tak hanya menjadi ibadah tahunan, tapi juga alat strategis untuk mengatasi kemiskinan pangan, ketimpangan distribusi, bahkan mendukung keberlanjutan.
BACA JUGA:Bacaan Niat Kurban Iduladha untuk Diri Sendiri dan Keluarga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: