Dari Excel ke APE: Upaya Peningkatan Literasi Digital dan Edukatif di IOM Sawotratap

PARA MAHASISWA Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya memberikan pelatihan digital kepada anak-anak dan remaja imigran International Organization for Migration (IOM) Surabaya. Mereka menjalankan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) NR 07. -Humas KKN NR 07 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (IOM Surabaya)-
HARIAN DISWAY — Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya yang tergabung dalam Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) NR 07 menggelar pelatihan digital bagi anak-anak dan remaja imigran di bawah naungan International Organization for Migration (IOM) Surabaya.
Kegiatan itu bertujuan meningkatkan keterampilan dasar teknologi informasi bagi para remaja imigran yang selama ini belum banyak tersentuh pendidikan digital. Pelatihan dipusatkan pada pengenalan komputer serta penggunaan Microsoft Excel, keterampilan penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja masa depan.
”Banyak remaja imigran berusia produktif yang belum terbiasa menggunakan teknologi digital. Kami ingin membantu mereka menguasai keterampilan dasar yang sangat dibutuhkan saat ini,” ujar Seftia, koordinator KKN NR 07 Untag Surabaya.
PARA MAHASISWA Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menjalankan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) NR 07. -Humas KKN NR 07 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (IOM Surabaya)-
Pelatihan itu dilaksanakan di ruang kelas IOM Surabaya, tempat para imigran menempuh pendidikan informal selama tinggal di Indonesia. Beberapa anak juga mengikuti pendidikan formal di sekolah sekitar, sedangkan lainnya mengikuti program kejar paket.
”Kegiatan seperti ini sangat kami apresiasi. Anak-anak di sini sangat antusias karena mereka tahu kemampuan digital sangat penting,” ujar Mas Nando, koordinator IOM Surabaya.
PRAKTIK LANGSUNG DAN INTERAKTIF
Selama pelatihan, peserta diperkenalkan pada penggunaan komputer dasar dan pengolahan data sederhana di Microsoft Excel. Materi disampaikan secara interaktif oleh dua mahasiswa KKN, yakni Munir dan Yanuar, yang berperan sebagai pemateri.
”Anak-anak sangat cepat belajar, terutama yang laki-laki, karena mereka memang sangat tertarik pada teknologi,” kata Munir.
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang kegiatan. Salah satunya diungkapkan oleh Qadir, remaja imigran asal Afghanistan.
”Saya sangat senang bisa ikut kegiatan ini. Kami jarang sekali mendapat kesempatan belajar teknologi seperti ini,” tuturnya.
BELAJAR SAMBIL BERMAIN UNTUK ANAK USIA DINI
Tak hanya fokus pada remaja, mahasiswa KKN NR 07 juga memberikan sesi khusus bagi anak-anak usia 3 hingga 9 tahun menggunakan alat peraga edukasi (APE).
Melalui APE yang dirancang oleh mahasiswa, anak-anak diajak berimajinasi, mengenali perasaan mereka, serta mengungkapkan harapan dan cita-cita. Program itu bertujuan memahami perkembangan anak di luar lingkungan sekolah, termasuk dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: