7 Makanan dan Minuman Guilty Pleasure, Baik untuk Kesehatan

HARIAN DISWAY - Pernahkah Anda merasa bersalah setelah menikmati sesuatu yang Anda suka? Entah itu makan mie instan tengah malam atau makan cokelat meskipun sedang diet.

Itulah yang disebut guilty pleasure. Tapi, benarkah kita harus merasa bersalah karenanya?

Menurut Dr. phil. Edo Sebastian Jaya, M.Psi, seorang ahli psikologi klinis di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, rasa bersalah adalah reaksi manusia terhadap peristiwa tertentu. 

Pleasure adalah respons kesenangan atau kebahagiaan orang terhadap sesuatu. Sedangkan guilt secara psikologis tergolong dalam ranah kesedihan (sadness).

BACA JUGA:7 Manfaat Makanan Plant-based untuk Kesehatan Tubuh

Menurut Edo, ketika seseorang merasa melanggar aturan, mereka dapat mengalami perasaan bersalah dan kepuasan.

Dia mengatakan, “Jika kita percaya bahwa makan cokelat itu buruk, lalu kita makan cokelat itu, kita akan (merasakan) guilt.”

Tapi guilty pleasure tidak sama bagi setiap orang. Itu bergantung pada seberapa yakin setiap orang terhadap aturannya sendiri.

BACA JUGA:5 Makanan Idul Adha di Berbagai Belahan Dunia

Sebagai contoh, seseorang yang menjalankan program diet mungkin merasa enggan untuk makan cokelat. Karena ia percaya bahwa itu dapat mengganggu upaya mereka untuk mengikuti diet.

Namun, itu tidak berlaku bagi mereka yang mencoba diet karena mereka lebih suka cokelat sebagai mood therapy daripada pantangan.

Jika kita melihatnya dari perspektif psikologis, guilty pleasure adalah suatu perilaku yang secara bersamaan menimbulkan emosi pleasure dan guilt.

BACA JUGA:Makanan yang Harus Dihindari Menjelang Tidur

Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “kenikmatan yang tidak wajar.” Dengan kata lain, kenikmatan yang tidak seharusnya Anda lakukan.

Sumber: