Pembunuhan dalam Senyap, Istri Racuni Suami hingga Tewas di Jombang

Pembunuhan dalam Senyap, Istri Racuni Suami hingga Tewas di Jombang

ILUSTRASI Pembunuhan dalam Senyap, Istri Racuni Suami hingga Tewas di Jombang.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Tetangga lain bernama Lutfiyah, 24, kepada wartawan mengatakan, dia sempat mendengar suara cekcok dari dalam rumah kontrakan tersebut sekitar sebulan lalu. Atau, ketika Lukman masih tinggal di sana. ”Waktu itu saya dengar mereka cekcok, tapi pelan,” kata Lutfiyah.

Dilanjut: ”Setelah cekcok, mereka pindah.”

Sejak itu Lutfiyah tidak melihat Lukman lagi. Menurut Lutfiyah, sejak pasutri itu pindah, Lukman tidak kembali ke rumah itu lagi. Namun, Lutfiyah tidak sempat melihat saat pasutri tersebut meninggalkan rumah untuk pindah.

Lutfiyah: ”Dua hari setelah mereka pindah, si istri ke sini. Cuma yang perempuan. Gak tau yang lakinya ke mana.”

Ditanya wartawan soal bau busuk, dia menjawab, selama ini tidak dia rasakan. ”Soalnya, di situ ada peternakan ayam. Jadi, bau kotoran ayam memang mengganggu lingkungan sini,” ungkap Lutfiyah.

Kasatreskrim Polres Jombang AKP Margono Suhendra kepada wartawan, Rabu, 25 Juni 2025, mengatakan, ”Kondisi pelaku sehat dan bisa memberikan keterangan dengan lancar. Motif masih terus kami dalami.”

Umumnya, pembunuhan begini bermotif konflik rumah tangga. Tidak jauh dari cemburu atau perselingkuhan. 

Dalam kriminologi, itu disebut mariticide. Dari bahasa Latin, maritus yang berarti suami. Dan, cide dari kata caedere. Artinya, memotong atau membunuh. Berarti, pembunuhan oleh istri terhadap suami. Jarang terjadi.

Dikutip dari artikel kriminologi berjudul Wilson & Daley: Who kills whom in spouse killings, diungkap data dari The Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 

CDC adalah badan federal Amerika Serikat (AS) di bawah Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, AS. Berkantor pusat di Atlanta, Georgia, AS. Disebutkan, pada 1990-an mariticide sekitar 30 persen dari total pembunuhan terhadap pasangan di AS.

Selaras dengan data Federal Bureau of Investigation (FBI) dari 1970-an hingga 1980-an. Untuk setiap 100 suami yang membunuh istri mereka (uxoricide) di AS, sekitar 75 wanita membunuh suami mereka. 

Rasio pembunuhan oleh istri terhadap suami dibandingkan suami terhadap istri, 3:4. Atau, lebih jarang.

Penyebabnya sangat variatif. Tapi, secara fundamental, antara uxoricide dan mariticide mirip. Yakni, menyangkut mekanisme pertahanan diri pelaku.

Banyak peneliti yang menyebutkan, penyebabnya terkait tindak kekerasan terhadap pelaku di masa kanak-kanak. Artinya, pelaku ketika masih kanak-kanak dulu pernah mengalami tindak kekerasan. Baik oleh anggota keluarga maupun orang lain.

Peneliti psikodinamik berpendapat bahwa seseorang yang menjadi korban pelecehan di masa kanak-kanak mengarah pada menjadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga di masa dewasa melalui mekanisme pertahanan diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: