500 Warga Gaza Tewas Saat Cari Makanan, Prancis Siap Turun Bantu Distribusi Bantuan

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot berbicara kepada wartawan di bandara Paris-Orly, di Orly, selatan Paris, pada 23 Juni 2025.-Eoffroy Van Der Hasselt/AFP-
BACA JUGA:Israel Tuduh PBB Hambat Distribusi Bantuan ke Gaza di Tengah Krisis Kemanusiaan
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, menjadi salah satu pemimpin Eropa paling vokal, bahkan menyebut situasi di Gaza sebagai “genosida.”
Ia merujuk pada laporan Uni Eropa yang menunjukkan kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel, termasuk blokade terhadap bantuan, banyaknya korban sipil, serta serangan terhadap jurnalis dan fasilitas sipil.
Israel sendiri menolak semua tuduhan kejahatan perang dan menyebutnya sebagai bentuk bias anti-Israel dan antisemitisme.
Konflik yang semakin memburuk ini telah menewaskan lebih dari 56.000 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa hanya 17 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih bisa beroperasi secara minimal.
BACA JUGA:Israel Serang Gaza Lagi, 30 Warga Tewas Termasuk Jurnalis Lokal dan Pejabat Layanan Darurat
Sementara itu, harapan akan gencatan senjata kembali mencuat, setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ada kemajuan besar menuju perdamaian. Namun, Hamas dan Israel belum mengonfirmasi adanya kesepakatan.
Di tengah seruan internasional untuk menghentikan kekerasan, Netanyahu kini menghadapi tekanan dari dalam negerinya sendiri, termasuk dari keluarga para sandera dan politisi oposisi, agar segera mengakhiri perang.(*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: