Dai Senior H. Abdul Hamid Mashun Meninggal, Pengurus dan Keluarga Besar Dewan Dakwah Jawa Timur Berduka

Dai Senior H. Abdul Hamid Mashun Meninggal, Pengurus dan Keluarga Besar Dewan Dakwah Jawa Timur Berduka

KH. Masyhud Bahri bersiap menjadi imam salat jenazah di Masjid Al-Furqon, Sidayu-Gresik. --

HARIAN DISWAY - Pengurus dan keluarga besar Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Timur berduka. Tepat pada 29 Dzulhijjah 1446 H, salah seorang pengurus seniornya berpulang ke Rahmatullah. Yakni Ustaz H. Abdul Hamid Mashun. 

"Abah kapundut tadi pagi (Kamis, 26 Juni 2025, Red) di RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Menurut diagnosa medis beliau ada riwayat vertigo," kata Miqdad, mahasiswa Universitas Islam Madinah, putra ketiga almarhum. 

Jenazah almarhum kemudian disalatkan di Masjid Al-Furqon yang berada di Pondok Pesantren Al-Furqon Al-Islami, Srowo, Sidayu, Gresik, sebuah pesantren yang didirikan dan dipimpin oleh KH. Ainur Rofiq Ghufron. 

BACA JUGA: Laznas Dewan Da'wah Tebar Kebaikan Qurban di Dusun Liprak Wetan, Probolinggo

Tom Mas'udi, Sekretaris Dewan Dakwah Jawa Timur menyampaikan bahwa kepergian Ustaz Hamid -panggilannya- merupakan kehilangan salah seorang pegiat dakwah dan seorang penerus risalah.

"Mewakili Ketua Dewan Dakwah Jawa Timur Dr. K.H Fathurrohman yang berhalangan hadir, segenap pengurus dan keluarga besar Dewan Dakwah, kami menyampaikan duka mendalam atas wafatnya guru kita Ustaz H. Abdul Hamid Mashun, Lc," katanya.

"Kami juga menyampaikan salam bela sungkawa dari Ketua Umum Dewan Dakwah Pusat Dr. H. Adian Husaini dan Sekretaris Umum H. Avid Sholihin. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan iman," lanjutnya.

BACA JUGA: Ditinggal Wafat Majelis Pertimbangan KH Nur Hasan bin KH Wahmad Yazid, Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia Jatim Berduka

"Semoga kita semua bisa melanjutkan perjuangan dakwah almarhum," tambah Tom di hadapan ratusan jamaah yang bersiap melaksanakan salat jenazah.

Pengurus Dewan Dakwah Jatim yang hadir di Masjid Al Furqon Sidayu, Gresik, bersama KH Masyhud Bahri (tengah, baju cokelat). --

KH. Masyhud Bahri, sahabat dekat almarhum di masa hidupnya, yang juga pimpinan Pondok Pesantren Maskumambang bertindak sebagai imam salat jenazah. Banyaknya jamaah yang turut menyalatkan mencerminkan luasnya silaturahim almarhum.

Selain dari masyarakat sekitar, pengurus Dewan Dakwah, keluarga besar ponpes Al-Furqon, dan ponpes Maskumambang, tampak hadir keluarga besar Masjid Manarul Islam, PERSIS Bangil, dan STAI Ali Bin Abi Thalib Surabaya.

BACA JUGA: Dewan Da'wah Jawa Timur Ceriakan 50 Ojol Wanita dengan Kajian Agama dan Bingkisan 

Di mata para kolega di kepengurusan Dewan Dakwah Jawa Timur, almarhum dikenal sebagai sosok yang aktif, tidak pernah absen menghadiri rapat offline maupun online, pun dalam kegiatan-kegiatan Dewan Dakwah Jawa Timur.

"Jika misalnya tidak bisa hadir, beliau selalu meminta izin dan menyampaikan alasan ketidakhadirannya," kata Akbar Muzakki, Wakil Ketua Dewan Dakwah Jatim Bidang Organisasi dan Pengembangan Daerah.

Manajer Laznas Dewan Dakwah Jawa Timur Prasetyo Budi Santoso juga punya kenangan. "Meskipun jarak dari kediaman ke Surabaya sekitar 40 km, Ustaz Hamid berusaha menghadiri undangan rapat pengurus dengan naik angkutan umum," tuturnya.

BACA JUGA: Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia Jatim Gemakan Hari NKRI 3 April dari Masjid Baitul Akhiroh

Pengurus lain, Djuwari Syaifuddin, Ainur Rofiq selaku Wakil Ketua Dewan Dakwah Jatim yang membidangi Pembinaan Da'i, menambahkan kenangan. Bahwa sebagai pengurus, almarhum adalah pribadi yang sederhana dan berdedikasi.


Jenazah ustadz H. Abdul Hamid Mashun di Masjid Al-Furqon yang berada di Pondok Pesantren Al-Furqon Al-Islami, Srowo, Sidayu, Gresik. --

"Di kepengurusan Dewan Dakwah Jatim periode 2023-2028 beliau bersama kami ada di Bidang Pembinaan Dai. Sesuai bidangnya, beliau adalah dai senior yang istikamah," kata Rofiq.

"Sempat bertugas dakwah di Palu dan Bali, setelah beliau menyelesaikan studi di Universitas Islam Madinah atas rekomendasi dari Buya Dr. Mohammad Natsir, Ketua Dewan Dakwah Pusat waktu itu," lanjutnya.

BACA JUGA: Dewan Da'wah dan Kemenag Magetan Gelar Seminar Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Kesederhanaan dan kesahajaan almarhum dibenarkan oleh H. Nidlol Masyhud, mudir Ponpes Maskumambang. "Almarhum merupakan alumnus Maskumambang, mengajar pula di almamaternya," kata ulama muda Ketua Dewan Dakwah Gresik lulusan Universitas Al Azhar Mesir itu.

"Dengan segala keterbatasan, baik transportasi maupun kendala lain tidak menjadi penghalang bagi beliau untuk berdakwah dan beraktivitas. Semoga menjadi inspirasi bagi dai-dai lain, khususnya dai-dai muda zaman now untuk gigih dan tidak mudah menyerah," lanjutnya. 

Ustaz Hamid mengabdikan hidupnya untuk berdakwah hingga akhir hayatnya. Motto "dakwah sampai mati, mati dalam dakwah" melekat dalam dirinya. Meski usia sudah enam puluh tujuh tahun, spirit almarhum masih begitu prima.

BACA JUGA: Dewan Da'wah Jatim Umumkan Pemenang Lomba Artikel Mengenang Mosi Integral Natsir

Ketua Dewan Dakwah Jawa Timur Dr. KH. Fathur Rohman memiliki memori tersendiri tentang almarhum. "Kami terakhir bertemu beliau tanggal 13 Juni lalu saat rapat koordinasi pengurus di Puri Surya Jaya, Sidoarjo," katanya.

"Dalam forum beliau berpesan agar Dewan Da'wah senantiasa mencerahkan umat akan bahaya paham sepilis, sekularisme, pluralisme, dan liberalisme," kenang Kiai Fathur.


Para jamaah yang turut serta menshalatkan Ustadz H. Abdul Hamid Mashun di Masjid Al Furqon Sidayu, Gresik. --

Dalam suatu kesempatan yakni di bulan Januari 2025 lalu, kala memberikan materi dan motivasi di agenda rutin Mabit Da'i dengan nada merendah beliau menyampaikan bahwa di antara para dai masih banyak yang lebih berilmu.

BACA JUGA: Website PCNU Pasuruan, Menuju Digitalisasi Dakwah

Namun, karena amanah pengurus kepadanya untuk memberikan materi, tidak ada kata lain selain sami'naa wa atha'naa. Mabit dai Jatim berikutnya, di bulan April 2025 di masjid Alhilal Rembang Kepuh, Ngadiluwih, Kediri, merupakan Mabit Da'i terakhir yang beliau hadiri.

"Tanggal 23 dan 24 Agustus 2025 insyaallah kita adakan Mabit Da'i di Masjid Al-Falah Surabaya. Beliau tentu saja sangat bersemangat hadir, bahkan memberikan masukan untuk agenda tersebut," ujar Brigjen (Purnawirawan) H. Kusbandi.

"Tapi takdir berkata lain. Ternyata mabit di Kediri adalah Mabit Da'i terakhir yang beliau bersamai," kata Ketua Forum Silaturahmi Jamaah Tetap Masjid Al-Falah (Fosilat) serta Wakil Ketua Dewan Dakwah Jawa Timur Bidang Polhukham dan Wakaf itu.

BACA JUGA: Wisata Religi Wali 5, Ziarah Sembari Menyelami Jejak Dakwah Islam Jawa Timur

Lahir di Widang, Tuban pada 1958 dari pasangan Mashun dan Nafsiah, H.Abdul Hamid Mashun dikaruniai 7 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, serta 9 cucu dari pernikahannya dengan Hj. Nur Khikmah. Delapan putra-putri beliau adalah:

  1. Futuhi (alumnus LIPIA, Jakarta)
  2. Taqnain, ustazah di STDI Iman Syafi'i, Jember, (alumnus LIPIA, Jakarta)
  3. Ammar (alumnus STIT Maskumambang, Gresik)
  4. Miqdad (kuliah di Universitas Islam Madinah)
  5. Luthfi (kuliah di Sudan)
  6. Muhammad (alumnus MA Jabal Thariq, Sragen)
  7. Sholih (kelas 2 MA Hamalatul Qur'an, Yogyakarta)
  8. Hanif (kelas 2 SMP Al-Furqon Al-Islami, Sidayu, Gresik) 

BACA JUGA: MUI Dukung Program Penguatan Kompetensi Juru Dakwah, Bukan Sertifikasi Formalistik

Di mata putra-putrinya, almarhum merupakan teladan. Ammar, putra ketiga almarhum menyampaikan jika abahnya berpesan agar mereka semua menjadi orang baik, bermanfaat, dan berakhlak mulia.

"Namun, itu semua tidak datang serta merta, tiba-tiba, atau simsalabim, melainkan harus dengan usaha keras dan berdoa," ujar Ammar menirukan kata-kata almarhum.

Jenazah Ustaz Hamid dimakamkan di Majeruk, Tegalrejo, Widang, Tuban, tempat kelahirannya. Sebelumnya disalatkan sesi kedua di Masjid Al-Furqon, nama masjid yang sama dengan masjid pertana di Sidayu, Gresik.

BACA JUGA: Tip Cerdas Bermedsos ala Influencer Dakwah Kadam Sidik

Meski telah tiada, tetapi semangatnya untuk berdakwah menuju rida Allah tidak boleh padam. Momen fajar 1 Muharram 1447 Hijriah menjadi penanda dan penerang estafet perjuangan dakwahnya. (*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: