Tanggal 5 Juli 2025 Hari Apa? Ada Hari Bank Indonesia, Simak Sejarah Lembaga Keuangan di Nusantara

Tanggal 5 Juli 2025 hari apa? Ada Hari Bank Indonesia, simak sejarah lembaga keuangan di Nusantara. - bank_indonesia - Instagram
De Javasche Bank kini berubah menjadi sarana edukasi sejarah setelah lebih dari seratus tahun menjadi tonggak ekonomi Surabaya. -Alfi Kirom-Harian Disway
De Javasche Bank (DJB) merupakan bank sirkulasi tertua di Asia yang telah menjalani tujuh kali perpanjangan octrooi. Pada masa itu, octrooi tersebut diperbarui setiap sepuluh tahun. Kemudian, kas pemerintahan Hindia Belanda mulai mengalami penurunan yang drastis karena adanya Perang Jawa.
Untuk menyuplai keuangan Hindia Belanda, akhirnya diberlakukan sistem tanam paksa (cultuurstelsel) dan DJB menjadi lembaga keuangan yang mendukung aktivitas finansial dari program tersebut. DJB mulai buka cabang untuk memperluas bisnis pada 1829-1870 di wilayah Semarang, Surabaya, Padang, Makassar, Cirebon, Solo, Pasuruan, dan beberapa daerah luar Jawa.
Pada tahun 1942, DJB mengalami perubahan nama menjadi Nanpo Kaihatsu Ginko (NKG). Tiga tahun kemudian, tepatnya 1945, Netherlands Indies Civil Administration (NICA) mengambil alih kendali bank tersebut, mengembalikan namanya menjadi De Javasche Bank. Tujuannya untuk mengedarkan mata uang NICA guna mengacaukan perekonomian Indonesia.
BACA JUGA:Pemenang Surabaya Tourism Awards (14): De Javasche Bank Ingatkan Sejarah Sistem Kliring Pertama
Kemudian, pemerintah Indonesia membentuk bank sentral sendiri yang dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI) pada 5 Juli 1946. Oleh karena itu, Hari Bank Indonesia selalu dirayakan setiap 5 Juli. BNI bertugas menerbitkan mata uang Oeang Republik Indonesia (ORI).
Munculnya kedua lembaga keuangan DJB dan BNI yang mengedarkan mata uang berbeda menyebabkan munculnya peperangan mata uang (currency war). Akibatnya, timbul istilah uang merah untuk mata uang oleh DJB dan uang putih oleh BNI.
Ketika di Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Tetapi, dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Saat itu, kedudukan RIS masih di bawah naungan Kerajaan Belanda.
BACA JUGA:Strategi BNI untuk Menjaga Kinerja di Era Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Indonesia kemudian mengeluarkan diri dari sistem RIS dan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdaulat. Namun, dalam masa peralihan itu, saham DJB masih dimiliki Belanda. Untuk memperkuat kedaulatan ekonomi, Republik Indonesia membentuk Panitia Nasionalisasi DJB dan membeli saham DJB pada 1951.
Bank Negara Indonesia menjadi bank pertama di Indonesia yang berdiri pada pasca kemerdekaan. - Bank Indonesia Channel - Youtube
Selanjutnya, pemerintah mengesahkan UU No. 11 tahun 1953 mengenai Pokok Bank Indonesia yang fungsinya menggantikan ketentuan dalam DJB Wet. Selanjutnya, pada 1 Juli 1953, Bank Indonesia secara resmi didirikan dan mulai berfungsi sebagai Bank Sentral Republik Indonesia.
Selama masa demokrasi terpimpin, Presiden Soekarno mengenalkan konsep Ekonomi Terpimpin. Dewan Moneter sudah tidak berlaku. Gubernur Bank Indonesia masuk ke daftar anggota kabinet yang kemudian dikenal sebagai Menteri Urusan Bank Sentral. Pada masa itu, muncul doktrin Bank Berdjoang.
BACA JUGA:BNI Luncurkan Emerald Singapore, Layanan Wealth Management Eksklusif untuk Nasabah Prioritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bank indonesia