Ipda Purnomo, Terus Belajar Baik Bersama ODGJ (2): Jujugan Orang dengan Segala Keluhan

Ipda Purnomo bersama Siti Kholilah dan dua anaknya yang datang meminta bantuan modal.-Thoriq Karim-
Nama Purnomo terlanjur viral. Videonya yang semula hanya menampilkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), kini mulai merambah isu-isu lain: orang terlantar, UMKM, hingga program bedah rumah. Praktis, nama “Purnomo Polisi Baik” kian dikenal publik.
"Assalamualaikum, Pak Pur," sapa seorang perempuan sambil membawa dua anak, kepada Ipda Purnomo, Minggu, 29 Juni 2025.
"Waalaikumsalam. Piye-piye, Buk?" jawab Purnomo dengan logat khas Jawa.
Perempuan itu belakangan diketahui bernama Siti Kholilah. Ia datang dengan satu tujuan: minta bantuan modal.
Siti membawa dua anaknya—satu yang berusia sekitar 6 tahun, satu lagi masih digendong. Di tangannya, juga tersampir sebuah speaker portabel, lazim digunakan pengamen jalanan.
BACA JUGA:Ipda Purnomo, Terus Belajar Baik Bersama ODGJ (1): ’’Dibaptis’’ Polisi Baik oleh ODGJ Misterius
BACA JUGA:Citra Polisi di Dunia Nyata dan Dunia Maya: Cari Sanjungan, Malah Dapat Celaan
Memang, Siti adalah pengamen. Biasanya ia mangkal di Terminal Bunder, Gresik. Suami dari pernikahan keduanya baru meninggal tiga bulan lalu. Penghasilannya dari mengamen tak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Sampai akhirnya, ia memberanikan diri datang ke Lamongan untuk menemui Purnomo.
Purnomo menanggapi cerita Siti dengan perhatian, meski saat itu sedang berbincang dengan Harian Disway. Sesekali ia menyimak cerita Siti, sesekali kembali menjawab pertanyaan kami.
“Saya sudah biasa menghadapi hal-hal seperti ini. Mereka kadang datang tanpa mengenal waktu. Begitu melihat saya, langsung menghampiri,” ujar Purnomo saat ditemui di warung kopi sederhana dekat lokasi rehabilitasi.
Tentu, tidak semua permintaan bantuan langsung dituruti. Pengalaman mengajarkan Purnomo bahwa tidak semua orang yang dibantu bisa langsung mandiri.
BERCENGKRAMA dengan ODGJ biasa dilakukan Ipda Purnomo sehari-hari. Termasuk menimpali omongan pasiennya. Padahal kadang omongan itu tidak nyambung..-Thoriq Karim-
“Sering kali mental orang yang dibantu belum siap. Akhirnya, modal yang saya berikan tidak bertahan lama,” katanya.
Ia menyebut pernah memberikan modal hingga Rp 10 juta, tapi sebulan kemudian usahanya sudah tutup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: