Ipda Purnomo, Terus Belajar Baik Bersama ODGJ (3-Habis): Masih Banyak Orang Baik

RUANGAN besar tanpa sekat ini digunakan bersama-sama seluruh pasien ODGJ. Tanpa sekat membuat pengawasan lebih mudah-Thoriq Karim-
SASARAN aksi sosial Ipda Purnomo bukan hanya orang dengan gejala jiwa (ODGJ) atau UMKM saja. Tapi juga merambah ke bedah rumah, orang renta telantar, hingga bantuan untuk anak sekolah. Nyaris saldo uang untuk bantuan tidak pernah habis. Berkurang pun tidak.
“Saya sudah membuktikan. Bantuan selalu ada karena ternyata masih banyak orang baik di sekitar kita. Hanya saja mereka tidak ada kesempatan untuk turun langsung membantu,” terang Purnomo kepada Harian Disway, Minggu, 29 Juni 2025.
Purnomo panjang lebar menceritakan kegiatan sosial yang pernah dilakukannya. “Ada namanya program amplop senyum. Itu dibagikan kepada anak sekolah mulai TK hingga SD/MI di seluruh Lamongan,” kata Purnomo.
Awalnya, isi setiap amplop senyum hanya Rp 10 ribu. Tapi karena mengundang simpatik, banyak donasi yang masuk dan akhirnya isian amplop senyum pun bertambah. “Tembus hingga Rp 100 ribu per amplop. Lamongan heboh saat itu,” papar Purnomo yang sempat dicurigai darimana dia mendapatkan uang tersebut.
BACA JUGA:Ipda Purnomo, Terus Belajar Baik Bersama ODGJ (2): Jujugan Orang dengan Segala Keluhan
BACA JUGA:Ipda Purnomo, Terus Belajar Baik Bersama ODGJ (1): ’’Dibaptis’’ Polisi Baik oleh ODGJ Misterius
Program untuk anak sekolah tidak hanya uang saku. Bantuan tas, sepatu, atau alat sekolah sudah sering juga dilakukan. “Termasuk memberi beasiswa untuk kuliah. Ada tiga angkatan yang kami beri beasiswa dan lebih dari 60 mahasiswa,” kata Purnomo.
Kebiasaan menggelar aksi sosial itu sudah dilakukan sejak 8 tahun lalu. Sejak pindah dari Bontang, Kalimantan Timur ke Polres Lamongan. Awalnya dana pribadi dan beberapa bantuan dari donator digunakan untuk menebar uang tunai ke siapa yang membutuhkan.
Lama-lama aksi tersebut semakin besar karena semakin banyak orang yang baik hati dan peduli. Sampai akhirnya gerakan semakin luas. “Ada ojek gratis di enam kecamatan di Lamongan,” kata Purnomo lagi.
Pemberdayaan UMKM juga dimulai dari bantuan kecil. Purnomo pernah menggelar program Es Polisi dan menjaring 30 pedagang yang diberi modal. Setiap pedagang itu diwajibkan mengumpulkan uang Rp 1.000 setiap harinya. “Uang yang terkumpul dalam satu bulan digunakan untuk memberi modal pedagang baru,” jelas Purnomo.
IPDA Purnomo dengan pasien ODGJ perempuan yang hampir sembuh. Mereka sudah tidak di dalam sel isolasi.-Thoriq Karim-
Program bedah rumah juga bisa dilakukan hanya dengan program telur polisi. “Saya beli telur dari peternak dan saya jual kembali. Bedanya, ada banner yang menyebutkan bahwa hasil penjualan telur ini digunakan untuk bedah rumah,” papar Purnomo.
Hasilnya luar biasa. Dalam sekali jualan telur polisi, anggaran bedah rumah bisa didapat. “Ada yang memberi satu kilogram tapi bayarnya Rp 1 juta. Ada yang ngambil sebutir tapi bayar Rp 100 ribu,” terang bapak tiga anak ini.
Purnomo mengaku selalu menempelkan kata polisi dalam setiap aksi sosialnya. Bukan karena apa-apa tetapi memang dirinya dikenal sebagai Purnomo polisi. “Ini khan desa. Banyak nama Purnomo. Jadi warga membedakan dengan menambahkan pekerjaan di belakang namanya. Saya dikenal dengan Purnomo polisi,” jelas Purnomo lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: