Sejarah dan Kekuasaan

Sejarah dan Kekuasaan

ILUSTRASI Sejarah dan Kekuasaan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

APA SIH yang ingin dicapai dari penulisan ulang sejarah? Kini. Menteri Kebudayaan Fadli Zon sedang ”nekat”  memperbarui sejarah nasional kita.

Kita sebut ”nekat” karena Fadli Zon tetap menulisnya kendati sudah banyak aktivis dan sejarawan yang protes dan minta dihentikan. Sejumlah anggota DPR, termasuk Wakil Ketua Komisi X  Esti Wijayanti (PDIP), meminta proyek itu tidak dilanjutkan karena memunculkan polemik. 

Di internal tim penulis sudah ada yang mundur karena persoalan konsep. Profesor Harry Truman Simanjuntak, arkeolog, memilih balik badan. Ia tak setuju dengan outline yang mengganti era prasejarah dengan awal sejarah.

BACA JUGA:Prabowo Perintahkan Tulis Ulang Sejarah Indonesia: History atau His Story?

 BACA JUGA:Menulis Ulang Sejarah, untuk Apa?

Padahal, pendekatanya beda, kata Trauman. Istilah dan era prasejarah juga dikenal luas dalam akademik. 

Sejarawan Prancis Michael Foucault menyebut sejarah adalah bagian untuk melegitimasi kekuasaan. Legitimasi penguasa, katanya, tak hanya menang perang (istilah sekarang menang pemilu), tapi juga bagaimana narasi sejarah dibentuk dan disebar untuk mendukung klaim kekuasaanya itu.

Teori Faucault tersebut sangat pas untuk menguji proyek Menteri Fadli Zon. Apakah penulisan sejarah itu untuk membangun identitas bangsa? Atau, untuk mendukung klaim kekuasaan, seperti yang dikatakan sejarawan asal Prancis itu.

BACA JUGA:Amnesia Sejarah dan Pentingnya Arsip

BACA JUGA:Sejarah Revolusi Transportasi Darat di Indonesia

Fadli seusai rapat dengan DPR, 2 Juli 2025, menyebut akan meneruskan periodisasi sejarah yang terhenti. Istilah Pak Menteri, kekosongan sejarah selama 26 tahun. Sejarah nasional terhenti hingga zaman Soekarno, Soeharto, dan Habibie.

Tentu ada titik periode yang akan dikritisi dan ditunggu. Misalnya, tragedi ’98 yang memicu reformasi. Sebab, era itu juga menjadi perjalanan karier Jenderal Prabowo yang kini menjadi presiden. Yang kini menjadi atasan Menteri Fadli.

Tentu menarik dinanti, adakah tulisan  kisah Prabowo yang saat itu menjabat panglima Kostrad? Yang kemudian diberhentikan dari ABRI (TNI).

BACA JUGA:Wisata Sejarah Warisan Budaya (Kolonial): Diajak Menuju Lorong Waktu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: