Dialog Kebangsaan UHW Perbanas: Pendidikan Jadi Pondasi Ekonomi Inklusif dan Generasi Emas 2045

Dialog Kebangsaan UHW Perbanas: Pendidikan Jadi Pondasi Ekonomi Inklusif dan Generasi Emas 2045

Dialog Kebangsaan bertajuk Membangun Ekonomi Inklusif dari Dunia Pendidikan, Menyiapkan Generasi Emas yang Berdaya Saing digelar di Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas, Sabtu, 5 Juli 2025.-Ghinan Salman-Harian Disway-

Nasionalisme harus hidup dalam taman sarinya internasionalisme. Artinya, cinta tanah air tidak boleh menghalangi siapa pun untuk melek dunia luar.

BACA JUGA:100 Hari Khofifah - Emil, 85 Persen Anggap Ekonomi Jatim Cenderung Baik

BACA JUGA:Maknai Hari Kebangkitan Nasional, BRI Perkuat Ekonomi Indonesia dengan 7 Inisiatif Strategis

Malah, justru dari luar negeri, banyak putra bangsa yang bisa mengharumkan nama Indonesia. “Yang penting bukan di mana kamu tinggal. Tapi apakah kamu masih membawa nama Indonesia di hati dan pikiranmu,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya Bhinneka Tunggal Ika. Bahwa meskipun berbeda agama, ras, atau ideologi, tujuannya tetap satu.

Yang membedakan hanya cara mencapainya. “Kita harus siap menerima perbedaan. Hormati kelebihan orang lain, akui kekurangan diri sendiri. Itu modal utama menjadi generasi emas 2045,” tutur Novi.

Di tengah percakapan tentang ekonomi inklusif dan generasi emas 2045, Susan Sutedjo, Ketua Kantor Jasa Akuntansi, memberikan perspektif berbeda. Dalam sesi diskusi itu, Susan menyampaikan beberapa tips penting bagi perempuan yang ingin sukses berbisnis. 

Dalam sesi tersebut, ia memberikan dua pesan utama untuk generasi muda yang ingin sukses di dunia bisnis. Pertama, pisahkan keuangan rumah tangga dan bisnis.

Kedua, buat laporan keuangan dengan benar sebagai alat baca kesehatan usaha. “Seringkali pelaku UMKM mencampurkan uang bisnis dan rumah tangga. Akhirnya mereka bingung sendiri apakah usahanya untung atau malah merugi,” kata Susan.

Menurut dia, pengelolaan keuangan yang baik bukan hanya soal catatan jual-beli. Tapi juga tentang bagaimana kita bisa tahu di mana uang kita mengalir sampai apakah arus kas sehat.

BACA JUGA:Parents Gathering UC Family Business Angkatan 14 Mengangkat Tema Bisnis yang Dimulai Dari Keluarga

BACA JUGA:Kinerja UMKM Terus Tumbuh: Indeks Bisnis BRI Capai 104,3

Susan juga menyampaikan analogi sederhana. Ada sekumpulan katak terjebak di dalam lubang. Banyak yang menyerah karena diteriaki tidak akan berhasil keluar. Tapi satu katak akhirnya naik.

Ternyata dia tuli, sehingga tidak mendengar semua celaan dan pelecehan dari teman-temannya. “Kita harus seperti itu. Tidak perlu mendengarkan omongan negatif dari orang lain. Fokus pada tujuanmu, percaya pada dirimu, dan terus berjuang,” ujarnya.

Susan menjelaskan, banyak bisnis kecil ambruk bukan karena produk jelek, tapi karena pengelolaan keuangan yang buruk. Karena itu, membuat laporan keuangan bukan cuma untuk usaha yang sudah besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: