Bertaut Rindu: Ketika Luka Keluarga Disembuhkan oleh Cinta dan Gambar

Bertaut Rindu: Ketika Luka Keluarga Disembuhkan oleh Cinta dan Gambar

Irham Nuran Harir dan Adhisty Zarah Sundari Kusuma Wardhani saat mampir ke rumah berita Harian Disway. --HARIAN DISWAY

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Hujan yang turun sejak pagi tak menyurutkan semangat dua insan muda ini. Irham Nuran Haris dan Adhisty Zarah Sundari Kusuma Wardhani tetap datang tepat waktu ke rumah berita Harian Disway, Minggu siang 6 Juli 2025.

Keduanya datang bukan sekadar promosi. Tapi membawa semangat. Menyampaikan pesan. Tentang film yang mereka bintangi: Bertaut Rindu.

Film tersebut dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 31 Juli 2025. Film remaja yang katanya ringan. Tapi jangan salah. Di balik nuansa romantis dan visual yang manis, ada cerita tentang luka. Luka keluarga. Luka komunikasi. Dan bagaimana dua remaja—Magnus dan Jovanka—saling menyembuhkan.

Bertaut Rindu itu kisah dua remaja yang punya masalah di keluarganya. Tapi saat mereka bertemu, semuanya perlahan berubah,” ucap Irham—yang akrab disapa Ari—dengan nada tenang namun penuh keyakinan.

BACA JUGA:Ending Menggantung The Old Guard 2 Picu Spekulasi Lanjutan Terkait Jadwal Tayang The Old Guard 3

BACA JUGA:Adrian Grenier Dipastikan Absen dari Sekuel The Devil Wears Prada


Ari dan Zara saat mampir ke rumah berita Harian Disway. --HARIAN DISWAY

Ia memerankan Magnus. Seorang remaja laki-laki yang pendiam, misterius, dan hidupnya terlalu dikendalikan oleh orang tuanya. Ia seperti kapal tanpa kemudi. Diam, tapi tidak tenang.

Sementara Zarah, atau Zara—yang memerankan Jovanka—datang dengan energi berbeda. Ia ceria, banyak bicara, dan senyum tak lepas dari wajahnya. Tapi di balik keceriaan itu, Jovanka sedang menghadapi badai. Ayahnya hendak menikah lagi. Dan ia tidak tahu bagaimana harus menerima.

Mereka bertemu bukan karena takdir semata. Tapi karena hobi yang sama: menggambar. “Itu yang bikin mereka bisa dekat. Sama-sama punya dunia sendiri yang tenang. Sama-sama suka mengungkapkan perasaan lewat gambar, bukan kata-kata,” ujar Zara.

Menariknya, kedekatan keduanya bukan hanya fiksi layar lebar. Ari dan Zara mengaku banyak bagian dari karakter mereka yang mencerminkan diri mereka sendiri.

BACA JUGA:Profil 4 Aktor Utama Jurassic World Rebirth, Penuh Aktor Kaliber Oscar

BACA JUGA:Sinopsis Jurassic World Rebirth, Scarlett Johansson Pimpin Misi Gila Demi DNA Dinosaurus

“Magnus itu kayak versi aku. Dulu susah banget ngomong sama orang tua. Nggak tahu harus mulai dari mana,” ujar Ari, pria kelahiran 24 Oktober 2001 itu.

Zara pun mengangguk. “Aku tuh kayak Jovanka. Keras kepala, tapi nggak pernah bisa bilang enggak ke orang tua yang aku sayang,” katanya sambil tertawa kecil. Lalu melanjutkan, “Makanya pas baca script, aku langsung merasa relate.”

Bahkan saking relate-nya, ibunya Zara sampai ikut membaca naskah. Reaksinya? Terkejut. “Ada dialog yang bikin ibu aku berhenti baca dan menaikan alis Hahaha,” cerita Zara.

Dari situlah mereka sadar bahwa Bertaut Rindu bukan cuma film buat remaja. Tapi film yang bisa jadi jembatan komunikasi. Antara anak dan orang tua. Antara dua dunia yang sering kali terpisah karena ego, gengsi, atau luka masa lalu.

BACA JUGA:5 Film Hollywood Tayang Juli 2025, Mulai Teror Dinosaurus Sampai Kembalinya Superman ke Layar Lebar

BACA JUGA:8 Film Indonesia Tayang Juli 2025 di Bioskop, Dari Agen Rahasia Kocak hingga Cerita Cinta Remaja Penuh Luka

“Makanya aku rasa film ini cocok ditonton bareng orang tua,” ucap Zara lagi. Ari pun mengiyakan. “Nggak berat, kok. Filmnya ringan. Tapi pesannya bisa kena banget.”

Selain Magnus dan Jovanka, ada karakter lain yang membuat cerita semakin berwarna. Seperti Mario, sahabat Jovanka yang diperankan oleh Bertram Beryl. Sosoknya suportif dan setia kawan. “Mario itu yang bantu Jovanka supaya bisa deket sama Magnus,” ujar Zara.

Chemistry antara para pemain terlihat kuat karena mereka tidak hanya memerankan karakter, tapi benar-benar menyelami dan memberi napas. “Kami riset, diskusi, bahkan ngulik latar belakang psikologis karakter kami. Supaya ketika akting, bukan sekadar baca naskah. Tapi merasa,” jelas Ari.

Mereka juga diberi ruang untuk improvisasi dan membangun emosi sesuai dengan pengalaman pribadi. Hasilnya? Penonton akan merasa dekat. Seolah sedang melihat kisah teman sendiri.

BACA JUGA:10 Film Horor Indonesia Siap Menghantui Bioskop Juli 2025, Usung Tema Santet sampai Pelakor

BACA JUGA:Sinopsis Film Horor Korea Noise, Teror Suara Misterius dari Balik Dinding Apartemen, Tayang 27 Juni di Bioskop

Bertaut Rindu digarap dengan tone warna yang hangat, banyak close-up yang memperlihatkan ekspresi. Musiknya lembut. Kadang menyayat. Kadang menenangkan. Ini bukan film dengan plot twist besar. Tapi justru itulah kekuatannya. Ia jujur.

Film ini memang diarahkan untuk penonton remaja. Tapi siapa pun yang pernah merasa tidak didengar oleh orang tuanya, atau pernah ingin bicara tapi tak tahu bagaimana, bisa merasakan pesan dari Bertaut Rindu.

“Kadang kita cuma butuh satu orang buat bikin kita berani berubah,” kata Ari, pelan. Zara menimpali, “Dan film ini bisa jadi teman untuk mereka yang sedang bertumbuh.”

 

Apakah ini akan jadi film yang meledak? Mungkin tidak seperti blockbuster. Tapi bisa jadi Bertaut Rindu akan menjadi film yang diam-diam dicintai. Film yang ditonton ulang. Diam-diam bikin orang tua mengerti. Diam-diam bikin anak-anak berani bicara. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: