Pembunuhan Jamur Beracun yang Menghebohkan Australia (3): Pembunuh dengan Wajah Manis

RUANG MAKAN MAUT di rumah Erin Patterson di Leongatha, Australia. Di situlah tiga orang akhirnya meregang nyawa beberapa hari setelah makan siang bersama.-SUPREME COURT OF VICTORIA VIA AFP-
Yang terjadi justru sebaliknya: undangan makan siang datang bersama kabar bahwa Erin mengaku sakit parah. Erin mengaku mengidap kanker dan ingin meminta nasihat dari keluarga tentang bagaimana menyampaikan berita itu kepada anak-anaknya.
BACA JUGA:4 Hal untuk Membedakan Jamur Beracun dan Tidak Beracun di Alam Liar
BACA JUGA:Manfaat Jamur Tiram untuk Kesehatan Tubuh yang Tak Boleh Dilewatkan
“Saat kami bertemu, hubungan kami baik. Kami tidak pernah bertengkar atau berselisih,” kata Pastor Ian Wilkinson di pengadilan. “Dia tampak seperti orang biasa,” tambahnya.
Klaim penyakit itu ternyata bohong. Tidak ada catatan medis yang mendukung. Jaksa menyebutkan bahwa cerita tentang kanker adalah alat manipulasi. Tujuannya untuk menciptakan rasa empati dan memastikan para tamu datang.
Motif, meski tidak dinyatakan secara eksplisit oleh Erin selama persidangan, mulai terbaca dari pola kebohongan dan ketegangan emosional. Dalam sorotan penyelidikan, Erin tidak lagi tampak sebagai warga yang simpatik. Dia justru tampil sebagai sosok yang piawai menyusun narasi untuk menyembunyikan tindakan.
Sosok Erin menjadi teka-teki bagi komunitasnya. Bagi sebagian tetangga dan teman lama, sulit menerima kenyataan bahwa seseorang yang mereka kenal dengan baik bisa dikaitkan dengan pembunuhan terencana.
PENGACARA Colin Mandy yang mendampingi Erin Patterson selama persidangan. Ia mengatakan bahwa kliennya tidak pernah berniat membunuh.-MARTIN KEEP-AFP-
Namun bagi penyidik dan juri, justru karakter publik Erin yang tampak biasa dan “baik-baik” itulah yang menambah kompleksitas kasus. Erin tidak memiliki sejarah kekerasan, tidak pernah terlibat dalam kriminalitas, dan bahkan tampak berperan sebagai ibu tunggal yang bertanggung jawab.
Justru karena itu, ketika fakta-fakta di ruang sidang mulai terkumpul—kebohongan soal kanker, jejak digital soal pencarian jamur death cap, alat pengering makanan yang dibuang, dan perbedaan piring makan—gambaran Erin sebagai “ibu rumah tangga biasa” mulai retak.
Dalam pengakuannya di pengadilan, Erin mengaku tidak pernah berniat membunuh. Yang terjadi adalah kecelakaan tragis.
Namun pengadilan tidak menerima versi itu. Setelah lebih dari delapan minggu sidang dan lebih dari 50 saksi dihadirkan, mulai dokter, pakar jamur, detektif hingga Simon Patterson sendiri, juri hanya butuh satu minggu untuk memutuskan. Erin dinyatakan atas tiga pembunuhan dan satu percobaan pembunuhan.
BACA JUGA:Istri Tutupi Jejak Pembunuhan terhadap Suami di Jombang
BACA JUGA:Pembunuhan dalam Senyap, Istri Racuni Suami hingga Tewas di Jombang
Di luar gedung pengadilan di Morwell, seorang teman Erin satu-satunya yang hadir tampak terpukul. “Saya sedih. Tapi ya begitulah,” katanya kepada wartawan sambil berdesakan keluar dari kerumunan media.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: