Sebeiba, Tari Damai yang Eksis selama Ribuan Tahun dari Djanet, Aljazair

Sebeiba, Tari Damai yang Eksis selama Ribuan Tahun dari Djanet, Aljazair

Sebeiba, festival kuno yang telah diwariskan selama 3 ribu tahun oleh masyarakat Tuareg, Aljazair.-Audrey Thibert-AP

HARIAN DISWAY - Di tengah hamparan pasir Sahara yang terik, ratusan pria muda dari dua lingkungan berbeda di kota oasis Djanet berdansa.

Pedang di satu tangan dan kain di tangan lainnya. Irama langkah mereka berpadu dengan tabuhan genderang. 

Para perempuan bernyanyi sembari mengelilingi mereka. Semuanya mengenakan pakaian dan perhiasan tradisional terbaik. 

BACA JUGA:Lindungi Budaya Lokal, Kemenkum Jatim Inventarisasi KIK dan WBTB di Magetan

Itulah Sebeiba, festival kuno yang telah diwariskan selama 3 ribu tahun oleh masyarakat Tuareg.

Festival tahunan itu digelar di Djanet, kota kecil di tenggara Aljazair, sekitar 200 kilometer dari perbatasan Libya.

Bagi masyarakat Tuareg, suku asli Sahara dan Afrika Barat yang berbahasa Tamasheq dan beragama Islam, Sebeiba merupakan bagian penting dari identitas dan kebanggaan budaya mereka.


Seorang penari dari El-Mihan, Aljazair, sedang bersiap untuk mengikuti kompetisi tari Sebeiba di Djanet.-Audrey Thibert-AP

BACA JUGA:Workshop Fotografi Eksotika Bromo 2025: Memotret Alam, Budaya, dan Kesadaran

Makna di Balik Festival

Sebeiba berlangsung selama sepuluh hari dan berpuncak pada sebuah kompetisi tari akbar. Itu mempertemukan dua lingkungan di Djanet, yakni Zelouaz (atau Tsagit) dan El Mihan (atau Taghorfit).

Penilaian dilakukan oleh juri dari lingkungan ketiga, Adjahil, yang menilai berdasarkan keindahan kostum, tarian, perhiasan, puisi, dan lagu.

Menurut cerita rakyat Tuareg, ada dua kisah utama yang melatarbelakangi festival itu. Legenda pertama menyebut bahwa Sebeiba digelar sebagai bentuk syukur atas kemenangan Nabi Musa atas Firaun, sebagaimana dikisahkan dalam kitab suci.

BACA JUGA:Buka Pameran Seni Rupa Lintang Lima, Budayawan Prof Suparto Wijoyo Makin Maknai Rasa Rasaning Karsa

"Untuk memperingati peristiwa besar ini, saat Tuhan menyelamatkan Musa dan umatnya dari tirani Firaun, masyarakat Djanet keluar rumah dan merayakannya melalui tarian," ujar Ahmed Benhaoued, pemandu wisata Tuareg dari agensi Admer Voyages.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: afp