OPEC+ Genjot Produksi Lagi: Kompak Rebut Pangsa, Tetap Tahan Harga

MARKAS OPEC di Wina, Australia, 28 Mei 2025. Organisasi ini menyusun strategi agar bisa kembali merebut pangsa pasar minyak.-JOE KLAMAR-AFP-
HARIAN DISWAY - Delapannegara anggota OPEC+ kembali menaikkan produksi minyak. Mulai September 2025, mereka akan menambahkan pasokan sebesar 547 ribu barel per hari dibandingkan level Agustus.
Keputusan itu menandai kelanjutan strategi V8, kelompok delapan negara peningkat pasokan. Mereka ingin merebut kembali pangsa pasar yang selama beberapa tahun hilang akibat kebijakan pemangkasan produksi.
Pernyataan resmi diumumkan Minggu, 3 Agustus 2025, di Wina, Australia. Yang memutuskan adalah delapan negara: Arab Saudi, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait, Kazakhstan, Aljazair, dan Oman.
Sejak April lalu, kelompok tersebut secara bertahap telah menggulirkan kenaikan produksi.
BACA JUGA:Arab Saudi Targetkan 5 Juta Jamaah Haji pada 2030, Mina Akan Dibangun Hingga 8 Lantai
Langkah terbaru itu dinilai sebagai bagian dari pergeseran strategi besar. Jika dulu OPEC+ kompak memangkas pasokan demi menjaga harga, kini sebagian anggotanya memilih arah sebaliknya: memperbesar output untuk mempertahankan dominasi pasar minyak global.
OPEC+ sebelumnya sempat memangkas produksi dalam tiga gelombang besar dengan total pemotongan mendekati 6 juta barel per hari. Kebijakan itu berhasil menopang harga Brent, tolok ukur global, yang sempat terperosok akibat pandemi dan krisis global lain.
Namun, sejak awal 2025, muncul arah baru. V8 mulai menggencarkan produksi. Bukan lagi demi kestabilan harga. Tetapi demi merebut kembali volume pasar yang telah direnggut produsen non-OPEC, termasuk Amerika Serikat.
Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, lonjakan produksi itu sudah cukup diprediksi pasar. Harga Brent tetap bertahan di kisaran USD 70 per barel. Cukup cukup aman bagi produsen, tanpa mengorbankan profitabilitas.
JAJARAN KAPAL TANKER di Terminal Kontainer Khor Fakkan, Uni Emirat Arab, di sepanjang Selat Hormuz. Seperlima lalu lintas minyak dunia melewati kawasan tersebut.-GUISEPPE CACACE-AFP-
Konsistensi harga itu tak lepas dari permintaan musiman yang tinggi. Plus premi risiko geopolitik pasca perang Iran-Israel selama 12 hari. “Pasar cukup tahan banting,” kata Staunovo.
Namun, ada catatan penting: peningkatan kuota tidak selalu berarti peningkatan produksi aktual. Dari Maret sampai Juni, kenaikan produksi nyata ternyata lebih kecil dari kenaikan kuota resmi. Artinya, dampaknya ke pasokan global belum setajam yang dikhawatirkan.
Meskipun pada September nanti pasokan kembali naik, analis memperkirakan V8 akan menahan diri mulai Oktober. Warren Patterson dari ING memprediksi, “Akan ada jeda kenaikan setelah September.” Alasannya: pasar sedang menuju kelebihan pasokan yang cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: