Jawa Pos Adalah Dahlan Iskan (1): Dibesarkan dengan Cinta, Dibalas Air Tuba

Jawa Pos Adalah Dahlan Iskan (1): Dibesarkan dengan Cinta, Dibalas Air Tuba

ILUSTRASI Jawa Pos Adalah Dahlan Iskan (1): Dibesarkan dengan Cinta, Dibalas Air Tuba-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Kuasa Hukum Bantah Dahlan Iskan Ditetapkan Tersangka oleh Polda Jatim

Kita tidak sedang bicara soal pribadi. Tapi soal institusi. Dan, ketika institusi media diguncang oleh konflik internal, yang goyah bukan hanya kantor pusatnya. Tapi, juga kepercayaan pembaca, jurnalis, dan masyarakat luas.

Karena itu, setiap langkah mesti ditimbang hati-hati. Hukum memang jalan formal, tetapi bukan satu-satunya. Dalam dunia media, dialog masih lebih elegan. Musyawarah masih lebih kuat. Apalagi jika menyangkut mereka yang dahulu ikut membangun fondasi lembaga itu.

Masa depan media bergantung pada bagaimana kita menjaga nilai-nilai awalnya. Termasuk cara memperlakukan orang-orang yang dulu menghidupkan nyala obornya.

BACA JUGA:Dari Taichi Hingga Senam Dahlan: Panggung Penuh Makna Ulang Tahun Harian Disway

BACA JUGA:Curhat Eri Cahyadi di HUT ke-5 Harian Disway: Pak Dahlan Iskan Guru Saya...

Kalau sejarah diputus begitu saja, yang hilang bukan hanya figur, melainkan juga arah. Jika arah hilang, media tak lebih dari sekadar mesin cetak berita. Bukan penjaga nurani publik.

Di tengah gelombang krisis kepercayaan terhadap media, sebaiknya konflik internal jangan justru menambah retak. Jangan sampai yang tersisa hanya nama, sedangkan jiwanya telah pergi.

Jawa Pos –juga semua institusi media lain– harus diingatkan: jangan sampai kehilangan dirinya sendiri demi perkara sesaat. Karena yang sedang dipertaruhkan lebih besar dari sekadar jabatan atau posisi. Yang sedang dipertaruhkan adalah esensi pers itu sendiri. (*)

*) Tantan Hermansah adalah ketua Program Magister Komunikasi & Penyiaran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: