Perang Antar Suku di Sweida, Suriah Telan 1.100 Orang Korban Jiwa

Perang Antar Suku di Sweida, Suriah Telan 1.100 Orang Korban Jiwa

Petugas keamanan memblokade jalan utama di Sweda, Suriah, setelah bentrokan sektarian pecah antara kelompok Druze dan Badui Sunni--Reuters

HARIAN DISWAY - Rumah sakit utama di Kota Sweida, Suriah, kewalahan menampung ratusan jenazah menyusul bentrokan sektarian paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.

Hingga Minggu malam, 20 Juli 2025, lebih dari 450 jenazah telah dibawa ke fasilitas tersebut, sementara 97 di antaranya masih belum teridentifikasi.

Pejabat forensik rumah sakit mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya telah menyerahkan 361 jenazah kepada keluarga, namun banyak tubuh masih berserakan di jalanan dan rumah-rumah warga.

“Kami bahkan belum bisa menjangkau beberapa desa di utara dan barat provinsi,” ujar salah sau petugas medis.

Bentrokan pecah sejak 13 Juli lalu di Provinsi mayoritas Druze tersebut, antara warga lokal dan suku Badui Sunni, sebelum merembet dan memicu keterlibatan pasukan pemerintah Suriah, milisi suku sekutu Badui, hingga militer Israel.

BACA JUGA:Israel Gempur Damaskus, Bela Warga Druze yang Dikepung Rezim Suriah

BACA JUGA:Ratusan Warga Druze Terobos Perbatasan Menuju Syria, Presiden Al-Shara Sebut Israel Tengah Mencari Keributan

Menurut Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), korban tewas telah melebihi 1.100 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga Druze dan warga sipil. Beberapa ratus personel keamanan pemerintah juga dilaporkan tewas.

Kondisi di dalam rumah sakit digambarkan “mengerikan” oleh tenaga medis yang berjaga. “Aroma jenaza menyebar ke seluruh lantai ruma sakit. Kami harus memakai masker untuk bisa bekerja,” kata perawat Hisham Breik.

Sementara itu, situasi di Sweida mulai mereda setelah pasukan pemerintah dikerahkan untuk menegakkan ketertiban, menyusul penarikan kelompok bersenjata Badui.

Gencatan senjata dilaporkan mulai berlaku, setelah adanya mediasi dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Arab.

Meski ketegangan menurun, penderitaan warga masih jauh dari berakhir. Perserikatan Bangsa-bangsa menyebut bahwa“lebih dari 128.00 orang mengungsi” dan sejumlah fasilitas kesehatan di provinsi itu dilaporkan lumpuh total.

Kondisi ini juga mempersulit proses evakuasi dan identifikasi jenazah.

Organisasi Bulan Sabit Merah Suriah bersama PBB telah mengirimkan dua konvoi bantuan ke Sweida, termasuk air, obat-obatan, bahan bakar, dan kantong jenazah. Namun, aktivis lokal menilai bantuan yang masu belum memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: