Another Day to Play, Horor dalam Imajinasi Anak-anak lewat Karya Seni

Selain membuat karya seni, Aisyah juga suka menari. Dia memang tumbuh di lingkungan sanggar tari. Bahkan ibunya juga seorang penari sanggar.

Topeng itu tidak hanya berfungsi sebagai pajangan di pameran Another Day to Play, tetapi bisa menjadi sarana untuk berpentas tari. 

BACA JUGA:Wisma Jerman Gelar Pameran Lukisan La Wet oleh Daniel Kho, Serukan Pentingnya Keseimbangan Alam

“Saat penutupan pameran, Aisyah akan tampil bersama sanggar tarinya. Menggunakan karya-karya topengnya ini,” terang Danny Hartanto Kristiawan, kurator seni Orasis Art Space saat memandu tur di pameran. 

Selain karya Aisyah, ada lagi karya seni unik garapan Nathaniel Adinata Manyakori (Adin). Anak usia 8 tahun itu merupakan penggemar makhluk tak kasat mata. Sebagai seniman cilik, Adin memiliki slogan unik, yaitu “Aku anak yang suka horor”. 

Karya Nathaniel Adinata Manyakori di pameran seni Another Day to Play berupa monster lucu. - Moch Sahirol Layeli - Harian Disway

“Adin usianya masih delapan tahun. Tetapi sukanya sama kunti dan pocong. Sampai orang-orang bingung, ini anak kecil kok suka horor. Tapi dari background itu, akhirnya kami ngobrol. Tercetuslah ide untuk membuat figur-figur hantu,” tambah Danny. 

BACA JUGA:Komperta Gelar Pameran Seni Rupa Maneges, Ekspresi Spiritual dan Renungan Diri Para Perupa

Bahkan, Adin pernah punya keinginan untuk menonton film horor Pengabdi Setan. Namun, keinginan itu mendapatkan larangan dari orang tuanya. Sebab, ia masih belum cukup umur.

Dari hasil karakter horor kesukaannya itu, Adin akhirnya membuat karya seni dengan karakter monster, makhluk laut, dan robot dari bahan medium polyvinyl chloride (PVC). Kini, karya seni itu dapat pengunjung nikmati di pameran Another Day to Play. (*) 

Sumber: