Tatkala Mahasiswa Lintas Negara Bangun Potensi Desa di Mojokerto (2-Habis): Bersihkan Kali sampai Donasi Fasilitas Olah Raga

Daan van Eck (kiri) bersama Quincy (tiga dari kiri) dan mahasiswa asing lain membersihkan kolam yang dibuat untuk bididaya ikan nila dalam program iCOP di Desa Rejosari, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Sabtu, 26 Juli 2025.-PCU for Harian Disway-
Desa Rejosari menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Terletak di Kabupaten Mojokerto. Di kaki Gunung Anjasmoro. Tentu saja, pemandangannya memikat. Alamnya pun masih terjaga. Mahasiswa dari berbagai negara datang ke sana. Misinya, mewujudkan desa itu sebagai desa wisata.
---
DUA bus kecil perlahan meninggalkan pelataran Balai Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Sabtu, 26 Juli 2025. Bus itu membawa dua rombongan. Wartawan dari Surabaya. Harian Disway salah satu partisipannya.
Pukul 10.30 WIB, bus-bus yang membawa dua rombongan siap melanjutkan perjalanan. Tujuannya, mengunjungi mahasiswa lintas negara di desa lain. Yang turut serta dalam program International Community Outreach Program (iCOP) itu. Ya, seusai mengikuti aksi bersih sungai di Desa Jembul, kami mengunjungi Desa Rejosari. Masih satu kecamatan dengan Desa Jembul. Jaraknya lebih kurang sekitar 3,4 kilometer.
Di sana, juga ada 26 mahasiswa lintas negara yang lebih dari sepekan tinggal di desa itu. Sebanyak 13 di antaranya adalah mahasiswa luar negeri. Yakni Belanda, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, dan Taiwan.
Tiba di Desa Rejosari, Michaëla de Wit menghampiri saya. Mahasiswi Inholland University of Applied Science itu memberi segelas minuman tradisional: sinom. Yang berwarna kuning dan segar itu.
Di desa itu, banyak hal sudah dilakukan mahasiswa. Seperti memperbaiki kolam ikan nila. Juga merenovasi musala di Dusun Kesiman. Selain mengerjakan proyek fisik, mahasiswa juga mengajar bahasa inggris dan olahraga di sekolah dasar.
BACA JUGA:Membaca Warisan Budaya Lewat Karya Mahasiswa DFT PCU di Innofashion Show 2025
Daan van Eck, misalnya. Mahasiswa itu datang dari Belanda dengan membawa donasi. Nilainya 1.100 Euro atau sekitar Rp 21 juta. Uang itu ia kumpulkan dari keluarga dan teman-temannya di Belanda.
Dana itu digunakan untuk mendukung kegiatan olahraga di dua dusun tempat ia tinggal: Dusun Lebaksari dan Kesiman. ”Ada yang dibelikan tenis meja, bola voli, dan fasilitas olahraga lainnya,” kata lelaki berusia 22 tahun itu.
Di sela kegiatan iCOP, Daan berperan sebagai instruktur olahraga. Ia juga menggagas proyek untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga melalui pendekatan interaktif. Yakni, menciptakan metode dengan 10 kartu bergambar dalam berbagai bahasa sebagai alat stimulasi aktivitas fisik.
Tentu, ide itu didukung Inholland University of Applied Science, kampus Daan di Belanda. Seluruh kegiatan dijalankan secara sukarela. Tanpa bayaran. Pun, Daan membiayai sendiri tiket pesawat, visa, dan semua kebutuhan selama tiga pekan di Indonesia.
Ia berharap, fasilitas olahraga yang dibangun bisa bermanfaat buat warga. Suatu saat, ia akan kembali bersama orang tuanya mengunjungi Desa Rejosari. “Saat saya kembali ke sini, proyek ini (pengembangan fasilitas olahraga, Red) akan saya lanjutkan,” kata mahasiswa jurusan Sport Science itu.
BACA JUGA:Siap Cetak Dokter Gigi Masa Depan, FKG PCU Dilengkapi Fasilitas Canggih dan Kurikulum Inovatif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: