Tatkala Mahasiswa Lintas Negara Bangun Potensi Desa di Mojokerto (2-Habis): Bersihkan Kali sampai Donasi Fasilitas Olah Raga

Tatkala Mahasiswa Lintas Negara Bangun Potensi Desa di Mojokerto (2-Habis): Bersihkan Kali sampai Donasi Fasilitas Olah Raga

Daan van Eck (kiri) bersama Quincy (tiga dari kiri) dan mahasiswa asing lain membersihkan kolam yang dibuat untuk bididaya ikan nila dalam program iCOP di Desa Rejosari, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Sabtu, 26 Juli 2025.-PCU for Harian Disway-

BACA JUGA:Dosen PCU Komentari #KaburAjaDulu, Wujud Keresahan Anak Muda, Antara Realita dan Harapan

Mahasiswa asal Korea Selatan Bae Han Gyeol, turut berpartisipasi dalam program iCOP. Minggu depan, ia dan timnya mengajar di sekolah desa. Selain sesi belajar, mereka juga ingin mengenalkan permainan tradisional Korea kepada anak-anak. 

Bae akan menginisiasi pembuatan mural sebagai kenang-kenangan. Di sekolah desa yang berada di lereng Gunung Anjasmoro itu. “Supaya anak-anak punya ruang kelas yang menyenangkan,” ujar mahasiswi Dangseo University itu.

Di sisi lain, para mahasiswa juga punya misi mendorong desa itu menjadi desa wisata kopi dan wisata edukasi. Beberapa varietas kopi, seperti robusta dan excelsa, tumbuh subur di desa itu. Namun belum dikelola dengan baik.

Dosen Pendamping Lapangan iCOP Hanjaya Siaputra mengatakan, selain kopi, Desa Rejosari juga menghasilkan beragam komoditas pertanian lainnya. Di antaranya pisang, kentang, talas, pakis, dan genjer. 

”Saya beri tahu warga bahwa banyak hasil bumi di Desa Rejosari bisa diolah jadi makanan. Nanti menunya dibuat oleh warga lokal,” ujar dosen Hotel Management Universitas Kristen Petra itu. 

BACA JUGA:Screening Dokumenter Mahasiswa PCU di CGV Surabaya, Usung Tema Yang Terpinggirkan

BACA JUGA:Rayakan Valentine dengan Kreativitas, PCU Gelar Workshop Flower Cookies Decoration

Menurutnya, edukasi terhadap pelaku UMKM di desa itu sangat krusial. Sehingga, warga tidak langsung melepas hasil bumi ke pasar. Ia juga mendorong warga membentuk koperasi desa. Yang mengelola rantai produksi dari bibit hingga penjualan. 

Kelompok tani hutan yang sudah ada bisa jadi pengurus koperasi. “Hasil bumi bisa disimpan dulu, supaya harganya stabil dan tidak dipermainkan tengkulak,” katanya.

Pun, pria yang akrab disapa Tjun Han itu akan membuat kelas terbuka di desa itu. Menggelar praktik lapangan untuk meningkatkan potensi desa. Yakni di bidang kuliner dan pengolahan biji kopi. “Semester depan ini saya bawa sebagai PR untuk mahasiswa saya,” ujarnya.

Anda sudah tahu, program iCOP yang digagas Petra Christian University (PCU) itu sudah berjalan 29 tahun. Dan, pengabdian masyarakat oleh mahasiswa dari berbagai negara itu akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: