ICOSPACS 2025: Surabaya Jadi Jantung Intelektual Asia Tenggara

Gala Dinner sebelum ICOSPACS 2025 dimulai. --HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Kota SURABAYA kembali unjuk gigi sebagai pusat kegiatan akademik internasional.
Kali ini, giliran Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) SURABAYA yang dipercaya menjadi tuan rumah The Fourth International Conference on Social, Politics, Administration and Communication Sciences (ICOSPACS) 2025.
Sebuah konferensi bergengsi yang mempertemukan para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk membahas tema besar: "Nationalism Beyond Borders: Navigating Challenges of the Digital Era in Social and Political Sciences".
Konferensi yang berlangsung pada 29–31 Juli 2025 ini dipusatkan di Auditorium R. Soepomo Hadipranoto, lantai 9 Gedung Graha Wiyata Untag Surabaya.
BACA JUGA:Inovasi Untag Surabaya Bantu Mojokerto Atasi Masalah Pengeringan Rebung
BACA JUGA:Teknologi Tepat Guna dari Dosen Teknik Mesin UNTAG Surabaya Untuk Desa Selotapak
Tatang Sudrajat memberikan sambutan pada Gala Dinner ICOSPACS 2025. --HARIAN DISWAY
Namun malam pembukaan yang berlangsung pada 29 Juli digelar lebih eksklusif di Balai Kota Surabaya, lantai dua. Sambil menikmati sajian rawon hangat dan sate khas Jawa Timur, para tamu undangan mengikuti gala dinner yang penuh keakraban dan diplomasi budaya.
Konferensi ini merupakan hasil kolaborasi Forum Komunikasi Dekan FISIP dan Ketua STISIP (FK-DKISIP) Indonesia.
Agenda tahun ini terasa lebih semarak dengan kehadiran pembicara dari berbagai negara seperti Dr. Teguh Prijo dari Universitas Surabaya, Assoc. Prof. Ummi dari Universiti Malaysia Perlis, Le Tiu Mach dari Academy of Politics Vietnam, hingga Abdul Aziz dari Monash University, Malaysia.
Dari Filipina, hadir pula Prof. Kristoffer B. Berse, pakar tata kelola publik dari University of the Philippines. Ragam topik yang dibahas sangat relevan dengan perkembangan zaman, mulai dari digital governance, disinformasi politik, politik identitas, hingga algoritma dan propaganda digital.
BACA JUGA:Beasiswa Penuh untuk Pemuda Katolik di Untag Surabaya: Jalan Menuju Indonesia Emas
Tidak hanya itu, isu-isu seperti keberlanjutan dalam bisnis digital, perubahan iklim, hingga branding dan aktivisme juga masuk dalam perbincangan hangat antar peserta.
"Ada total 96 paper yang akan dibahas selama seharian penuh," ujar Rudi Handoko selaku Ketua Pelaksana. Paper-paper tersebut terbagi menjadi dua jenis: paper pemikiran dan paper penelitian. Keduanya, menurut Tatang Sudrajat selaku Sekjen FK-DKISIP, memiliki basis keilmuan yang berbeda namun saling melengkapi.
Dekan Fisip Untag Surabaya, Ayun Maduwinarti, menekankan pentingnya pengembangan hasil seminar ini menjadi landasan kebijakan. "Berbagai paper dari jenjang S1 hingga S3 akan dikembangkan sebagai sarana membangun daerah," jelasnya.
Tak hanya soal keilmuan, ICOSPACS 2025 juga membawa dampak ekonomi positif bagi Surabaya. "Sekitar 100 tamu dari berbagai negara ini tentu menggerakkan sektor ekonomi, mulai dari penginapan hingga konsumsi lokal," tutur Agus Imam Sonhaji, Staf Ahli Wali Kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: