Kemajuan Besar Kesehatan di Indonesia Timur, RS Undata Palu Berhasil Lakukan Operasi Jantung Perdana

Kemajuan Besar Kesehatan di Indonesia Timur, RS Undata Palu Berhasil Lakukan Operasi Jantung Perdana

RSUD Undata Palu sukses jalankan Operasi Jantung terbuka pertama kalinya--web resmi kemenkes RI

HARIAN DISWAY - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata, Palu, Sulawesi Tengah mencatat sejarah baru dalam dunia kesehatan Indonesia timur dengan keberhasilan pelaksanaan operasi jantung terbuka perdana pada Kamis, 31 Juli 2025. 

Capaian ini diumumkan oleh Kemenkes pada Sabtu, 2 Agustus 2025.

Dalam kunjungan kerjanya ke RSUD Undata, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya penguatan layanan kesehatan untuk tiga penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia, yakni stroke, jantung, dan kanker.

“Jantung merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke, dengan 275.000 kematian per tahun. Artinya, kita harus fokus ke sana,” ujar Budi dalam sebuah pernyataan resmi Sabtu.

BACA JUGA:Penyebab Kematian Hulk Hogan Terungkap: Serangan Jantung Akut

Kementerian Kesehatan telah menjalankan strategi nasional untuk memperluas layanan bedah jantung terbuka, terapi kanker, dan intervensi stroke berbasis kateterisasi ke seluruh provinsi.

Rencana ini telah dibentuk mulai dari tahun 2022.

“Ketika saya mulai akhir 2020, hanya 9 provinsi yang mampu melakukan bedah jantung terbuka. Kini, dalam waktu kurang dari tiga tahun, sudah ada di 27 provinsi," katanya.

"Target saya: seluruh provinsi dapat melakukan operasi katup jantung, bypass, dan bedah jantung bawaan anak,” tambahnya.

Selain penyakit jantung, Menkes juga menyoroti tingginya angka kematian akibat kanker, terutama kanker payudara. Oleh karena itu, Kemenkes menargetkan 34 provinsi memiliki fasilitas radio-onkologi dengan teknologi mutakhir.

Namun demikian, Menkes mengingatkan bahwa layanan kuratif harus diimbangi dengan upaya promotif dan preventif. Deteksi dini menjadi kunci dalam mencegah kondisi kronis yang berujung pada tindakan operasi.

“Saya tidak bangga kalau melihat antrean 1.500 orang untuk operasi. Justru itu menunjukkan kita gagal menjaga mereka tetap sehat. Cek kesehatan gratis harus dimanfaatkan. Gula darah, kolesterol, tekanan darah — semua harus diketahui sejak dini,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menkes juga menyinggung persoalan kekurangan dokter spesialis yang diproyeksikan mencapai 70.000 orang hingga tahun 2032.

Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Kesehatan mendorong pengembangan pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital-based) tanpa biaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: