Uni Eropa Khawatir KTT Alaska Tanpa Ukraina Picu Kesepakatan Rugikan Kyiv

Uni Eropa Khawatir KTT Alaska Tanpa Ukraina Picu Kesepakatan Rugikan Kyiv

Para aktivis memegang plakat dan mengibarkan bendera saat berpartisipasi dalam demonstrasi untuk meningkatkan kesadaran akan nasib tawanan perang Ukraina dari Brigade Azov dan unit militer lainnya, di Kyiv, pada 10 Agustus 2025.--AFP

Whitaker menegaskan bahwa keputusan akhir untuk mengundang Zelensky berada di tangan Presiden Trump. “Jika dia menganggap skenario terbaik adalah mengundang Zelensky, maka dia akan melakukannya,” ujarnya.

“Namun, hingga saat ini belum ada keputusan yang diambil," imbuhnya.

Bagi Uni Eropa, perundingan yang sah harus mencakup pihak yang secara langsung terdampak oleh konflik.

Mengabaikan Ukraina dikhawatirkan akan membuka celah bagi kompromi yang merugikan kedaulatan dan integritas wilayah negara tersebut.

BACA JUGA:Trump Beri Waktu Putin 10 Hari untuk Damai dengan Ukraina atau Hadapi Sanksi Baru

BACA JUGA:Zelensky Kembali Ajak Putin untuk Berunding Akhiri Perang

KTT di Alaska dipandang sebagai peluang langka untuk mendorong gencatan senjata atau kesepakatan damai, meski hambatan diplomasi masih besar. 

Sejak invasi penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, puluhan ribu orang tewas dan jutaan warga mengungsi. Situasi kemanusiaan yang memburuk dan pertempuran di garis depan menambah urgensi pembicaraan.

Uni Eropa menegaskan bahwa proses perdamaian yang berkelanjutan memerlukan partisipasi aktif Kyiv.

Dengan tekanan internasional yang meningkat, keputusan mengenai undangan Zelensky menjadi salah satu faktor kunci yang akan menentukan arah KTT Alaska dan dampaknya terhadap masa depan Ukraina.(*)

*)Mahasiswa Magang Prodi English for Business Communication and Professional Politeknik Negeri Malang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: