PKL di Manila yang Kian Merana, Bertahan di Tengah Stigma dan Penggusuran

SEKELOMPOK PEREMPUAN membeli makanan di dalam satu lapak PKL keliling di Manila, Filipina.-JAM STA ROSA-AFP-
Bagi sebagian orang, street food di Asia adalah salah satu tujuan wisata sendiri. Makanan beraneka ragam. Lampu warna-warni. Aroma yang menggoda. Plus hiruk-pikuk pengunjung. Tapi, suasana itu kian lenyap di sebagian sisi kota Manila, Filipina.
YA, street food mulai dipandang sebelah mata oleh masyarakat. “Orang Filipina memiliki persepsi bahwa makanan jalanan itu kotor,” ungkap chef eksekutif dan mitra pengelola restoran Trining’s Kitchen Store Jayson Maulit, yang dikutip The Straits Times.
Alasannya adalah usaha itu dianggap sebagai pilihan terakhir bagi keluarga yang kesulitan ekonomi. Maka, muncul persepsi bahwa makanan jalanan itu kotor, tidak higienis, dan identik dengan kemiskinan.
Di satu sisi, sudah ada banyak restoran cepat saji yang menawarkan kenyamanan. Dan itu tidak dimiliki pedagang kaki lima. Orang jelas memilih makan di tempat nyaman daripada menyantap makanan di tepi jalan.
BACA JUGA:Kucing jadi Satpam, Bantu Tim Sekuriti di Manila agar Tidak Bosan
BACA JUGA:Tak Disambangi The Eras Tour, Warga Manila Pilih Nonton Taylor Swift KW
Akibatnya, tradisi pedagang kaki lima di Filipina jadi semakin pudar.
Namun, di balik stigma itu, masih ada mereka yang bertahan. Di tengah panasnya distrik Quiapo, Manila, minyak mendesis dan asap tipis naik perlahan dari gerobak milik Jacklyn Alfaro.
Dia sibuk mengangkat potongan paru yang telah matang dan menyusunnya rapi di atas nampan plastik. Aromanya menyebar, bercampur dengan wangi jajanan lain di sekitarnya.
Menjelang petang, antrean mulai terbentuk. Carriedo Street, salah satu jalan di distrik itu, memang paling ramai di jam pulang kerja. Lokasinya yang strategis membuat banyak orang tergoda untuk mampir, sekadar membeli camilan sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
PEDAGANG KAKI LIMA memasak di tepi salah satu jalan di Manila, Filipina. Ibu kota itu akan menertibkan para PKL-JAM STA ROSA-AFP-
Sebelumnya sih begitu. Namun kini, sejak kebijakan Wali Kota Fransisco Moreno dijalankan, Carriedo Street terasa lebih lengang. Sejak 30 Juni 2025, pedagang kaki lima seperti Alfaro harus pindah ke zona yang disetujui pemerintah. Jauh dari arus pejalan kaki yang dulu menjadi sumber rezeki.
Operasi pembersihan jalan itu menyapu para pedagang kaki lima dari pusat keramaian. Mereka dipindahkan ke jalan-jalan sempit yang nyaris tak dilirik pejalan kaki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: