Feeder Wira Wiri Tambah Rute Baru Karangpilang-TIJ

TERINTEGRASI: Marsella Tridarani mencoba angkutan pengumpan atau feeder yang diberi nama Wirawiri Suroboyo saat usai seremonial peresmian angkutan tersebut di Square Taman Puspa Raya, Citraland Surabaya, Jawa Timur.--Julian Romadhon--
BACA JUGA:Program Feeder Masuk Pelatihan Driver
”Idealnya, Surabaya membutuhkan sekitar 250 unit feeder untuk menjangkau seluruh Surabaya. Jumlah itu akan dipenuhi secara bertahap oleh Pemkot,” tutur dia.
Dengan tambahan 8 unit armada itu, setidaknya daya jangkau Feeder Wira-Wiri Surabaya kini semakin luas. Armada itu juga bisa keluar masuk jalan kampung. Berbeda dengan angkot atau lyn yang umumnya hanya melintas di jalan-jalan utama.
Sejak kali pertama diluncurkan pada Maret 2023, hingga kini layanan itu telah digunakan oleh hampir 2 juta penumpang sebagai pilihan.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, penambahan rute Feeder Wira-Wiri itu dilakukan untuk menjawab kebutuhan warga yang tinggal di kawasan permukiman atau kampung. Yang selama ini ingin mengakses transportasi umum seperti Suroboyo Bus.
Selama ini, banyak warga kesulitan menjangkau halte karena tidak tersedia angkutan pengumpan dari lingkungan tempat tinggal mereka. Karena itu, feeder disiapkan agar mobilitas warga dari kampung ke pusat kota menjadi lebih mudah dan terintegrasi.
BACA JUGA:Soal Transportasi, Dishub Surabaya Fokus Garap Feeder
BACA JUGA:Feeder Bakal Dikelola Pihak Ketiga
Rute baru Feeder Wira-Wiri yang disiapkan akan menjangkau wilayah Kecamatan Karangpilang. Kawasan ini juga direncanakan menjadi salah satu titik pemberhentian Trans Jatim Koridor VII (Sidoarjo-Karangpilang).
Meski rencana teknis integrasi masih dalam tahap pembahasan, ia menegaskan bahwa transportasi umum di Surabaya harus mampu melayani mobilitas warga dari dan menuju pusat kota secara efisien.
Menurut Eri, prinsip utama pengembangan transportasi publik adalah memastikan konektivitas antarwilayah. Baik dari kota sekitar maupun antar-kecamatan di Surabaya. Ia mencontohkan, jangan sampai warga Mojokerto kesulitan masuk ke Surabaya, atau warga Surabaya kesulitan menuju Gresik.
“Yang penting adalah bagaimana perputaran orang dari satu wilayah ke wilayah lain bisa terintegrasi,” ujar Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) tersebut. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: