Saatnya Rektor Bertransformasi: Dari Menara Gading ke Pemberdayaan

ILUSTRASI Saatnya Rektor Bertransformasi: Dari Menara Gading ke Pemberdayaan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
DI tengah berbagai sorotan terhadap mutu lulusan perguruan tinggi di Indonesia, muncul satu kisah yang menyegarkan dan memantik harapan. Alim Anggono, 26 tahun, resmi dinobatkan sebagai Rektor Termuda Indonesia oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri).
Ia memimpin Universitas Cakrawala dengan visi sederhana, tetai radikal. Yaitu, memastikan setiap lulusan career-ready, siap terjun dan bersaing di dunia industri sejak hari pertama wisuda.
Kisah Alim itu jangan dijadikan berita ”unik” atau ”fenomenal”. Namun, mari kita jadikan sebagai momentum untuk membangunkan seluruh pimpinan perguruan tinggi di tanah air dari tidur panjangnya.
BACA JUGA:Menakar Peran Forum Rektor Indonesia
BACA JUGA:Rektor Universitas Pancasila Dipolisikan Karyawati
Kita semua perlu menyadari bahwa lulusan kita yang cerdas dan pekerja keras masih banyak yang tersandung di pintu masuk dunia kerja. Bukan karena kurang semangat, melainkan karena kurikulum, metode pengajaran, dan sistem kampus gagal menjembatani kesenjangan antara dunia akademik dan realitas industri.
KAMPUS BUKAN PABRIK GELAR
Sudah terlalu lama sebagian perguruan tinggi kita berfungsi bak pabrik yang memproduksi ijazah massal. Gelar diserahkan, foto dan konten video wisuda diambil, tetapi kompetensi yang dibutuhkan pasar masih absen, masih ”kosong”.
Padahal, tanggung jawab moral dan strategis seorang rektor adalah menyiapkan anak-anak bangsa untuk menjadi pelaku dan pemimpin perubahan. Tidak sekadar menjaga nama baik almamater atau membangun monumen fisik.
BACA JUGA:Menyambut Rektor Baru Unair: Prof Muhammad Madyan
BACA JUGA:Terima Kasih Prof Nasih, Selamat Datang Rektor Prof Madyan
Kisah Universitas Cakrawala menunjukkan bahwa transformasi itu mungkin. Bahkan, sangat-sangat mungkin.
Dengan biaya terjangkau, kurikulum terintegrasi magang, kemitraan dengan ratusan industri, dan pembukaan jurusan-jurusan masa depan seperti artificial intelligence serta kendaraan listrik, mereka membuktikan bahwa pendidikan relevan tidak harus mahal.
REKTOR ITU ARSITEK MASA DEPAN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: