Sistem Kereta Perkotaan Terpadu Surabaya segera Terealisasi, Inggris Serahkan Studi Kelayakan

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, proyek SRRL akan mulai dibangun tahun 2027 mendatang-Pemprov Jatim-
Sementara itu, Pakar Transportasi ITS Putu Rudy Setiawan menilai peningkatan jaringan transportasi di Surabaya sebagai kota metropolitan tergolong lambat, khususnya dalam integrasi antar moda transportasi.
"Itu bisa dilihat dari Bandara Juanda," katanya kepada Harian Disway, Kamis, 14 Agustus 2025. Banyak bandara di Indonesia saat ini sudah terhubung langsung dengan jaringan kereta dan moda transportasi lain.
Jakarta dan Palembang, misalnya, sudah memiliki kereta yang langsung tersambung dengan bandara. Namun, jika orang dari Juanda ingin naik transportasi publik, akan kesulitan. Sebab, belum ada pilihan layanan terintegrasi.
BACA JUGA:Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Masih Bimbang Studi Kelayakan Gandeng Tiongkok atau Jepang
BACA JUGA:Menhub Ceritakan Sejarah Pemberian Nama Whoosh Untuk Kereta Cepat Kebanggaan Indonesia
Rudy mendukung penuh rencana pembentukan jaringan transportasi kereta di Surabaya. Selain harus memberi akses ke bandara, ia mendorong agar layanan jaringan kereta baru itu bisa menawarkan pilihan lebih menarik bagi masyarakat.
Komisaris Perdagangan (HMTC) UK Embassy untuk Asia Pasifik Martin Kent Bersama Gubernur Khofifah-Edi Susilo Disway-
"Usul saya, bisa menggunakan elevated railway," katanya. Menurut Rudy, sistem rel kereta di atas ini tidak hanya memberikan tampilan baru untuk Surabaya, tapi juga mengurangi penumpukan transportasi di jalan.
Memang, pembangunan rel kereta atas lebih tinggi dibanding jalur standar, tetapi upaya ini bisa diimbangi dengan keuntungan lain, termasuk mengurangi beban pembebasan lahan yang sering menjadi kendala pembangunan transportasi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: