Sawit Melimpah, Mengapa Minyak Goreng Langka?

Sawit Melimpah, Mengapa Minyak Goreng Langka?

ILUSTRASI Sawit Melimpah, Mengapa Minyak Goreng Langka?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Harga CPO yang pada Desember 2021 berada di level USD 1,096.46 per metrik ton naik hingga mencapai level USD 1,675.47 per metrik ton pada April 2022. Harga CPO yang tinggi mendorong kenaikan harga-harga barang berbahan baku minyak sawit seperti harga minyak goreng sawit.

BACA JUGA:Meningkatkan Peran Koperasi dalam Program Hilirisasi Kelapa Sawit

BACA JUGA:UMKM di Hilirisasi Kelapa Sawit

SEHARUSNYA TIDAK LANGKA

Pada awal tahun 2022, mulai terjadi kelangkaan minyak goreng. Situasi itu mulai dirasakan sejak kuartal terakhir tahun 2021, saat harga minyak goreng merangkak naik seiring kenaikan harga CPO. 

Tahun-tahun sebelumnya, menjelang musim terjadi lonjakan permintaan minyak goreng, pemerintah melakukan operasi pasar. Namun, pada musim menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, operasi pasar dengan menjual minyak goreng murah tidak efektif. 

Harga minyak goreng terus naik mengikuti kenaikan harga CPO. Di beberapa daerah minyak goreng mulai langka.

Dari sisi suplai bahan baku, semestinya tidak terjadi kelangkaan minyak goreng. Sebab, produksi CPO tetap normal. 

Penyerapan pasar ekspor yang tinggi dan program mandatori biodiesel B30 yang dilaksanakan pemerintah saat itu, secara kalkulatif, seharusnya tidak memengaruhi pasokan bahan baku untuk memproduksi minyak goreng sawit. 

BACA JUGA:Kebijakan Stabilisasi Harga Minyak Goreng Tidak Efektif

BACA JUGA:Menggoreng Minyak Goreng

Stok minyak sawit di dalam negeri tahun 2022, misalnya, 17,5 juta ton (35 persen dari total produksi).  Dari sektor pangan, penyerapan terbesar minyak sawit adalah sebagai bahan baku minyak goreng. 

Tahun 2022, konsumsi minyak goreng sawit diperkirakan sebesar 11,9 liter per kapita atau naik 48,4 persen dalam kurun waktu 12 tahun.

Beradasar data dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), volume konsumsi minyak goreng dalam setahun mencapai 7 juta ton. Meskipun banyak versi terkait jumlah konsumsi minyak goreng di dalam negeri, kisaran angka tidak terpaut jauh. 

Misalnya, konsumsi untuk biodiesel sama dengan konsumsi pangan, yaitu 7 juta ton dan oleokimia 2 juta ton, masih ada sisa 1,5 juta ton yang bisa dipakai untuk tambahan bahan baku minyak goreng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: