MotoGP Tetap Terapkan Stability Control yang Dibenci Marc Marquez, Ini Alasannya

MotoGP tetap terapkan stability control yang dibenci Marc Marquez, ini alasannya. -MotoGP-
Sistem itu menggunakan sensor untuk mendeteksi perbedaan antara input pengendara (seperti arah kemudi) dengan arah kendaraan sebenarnya.
Jika terjadi kehilangan kendali, seperti oversteer atau understeer, ESC secara otomatis mengambil tindakan. Misalnya dengan mengurangi tenaga mesin atau melakukan pengereman pada roda tertentu.
MotoGP tetap terapkan stability control yang dibenci Marc Marquez, ini alasannya. Foto: Marquez mengalami highside di sesi kualifikasi MotoGP Malaysia 2019. Stability control diklaim dapat menekan risiko tersebut.-MotoGP-
Dengan kata lain, ESC berfungsi sebagai "asisten pintar" bagi pengendara untuk menjaga kestabilan motor, terutama dalam situasi berisiko tinggi seperti menikung tajam, lintasan licin, atau pengereman mendadak.
BACA JUGA:Perombakan Besar Yamaha di MotoGP 2026: Siapa Bertahan, Siapa Tersingkir?
BACA JUGA:Ducati Pilih Stabilitas: GP25 Dipakai Seluruh Tim hingga Musim 2026
"Olahraga ini berbahaya. Dan ketika Anda lengah, kecelakaan bisa terjadi," ucap Cecchinelli. "Risiko adalah bagian dari daya tarik MotoGP. Namun kami tetap merasa berkewajiban untuk menjadikannya seaman mungkin," lanjutnya.
"Saya yakin tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena empati tetap ada dalam olahraga ini. Jika Anda bertanya kepada seseorang dengan pengalaman nyata, mereka akan setuju bahwa fitur ini bermanfaat," tegas pria asal Italia tersebut.
Melalui penerapan fitur baru tersebut, MotoGP menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan aspek keselamatan. Sekaligus mengurangi kemungkinan kecelakaan berbahaya seperti highside.
Tapi, memang tidak salah juga kalau beberapa pembalap kurang setuju dengan pemberlakuan regulasi baru tersebut. Karena, seperti kata Marc Marquez, fitur itu mengurangi kendali rider atas motornya sendiri. Anda setuju yang mana? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber