Seratus Tahun Miss Riboet’s Orion

Deddy Otara dan Fitriyani di depan makam Miss Riboet di Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat, 15 Agustus 2025.-Deddy Otara-
Kemunculannya menjadi magnet. Pada 1926, nama kelompok teater itu diubah menjadi Miss Riboet’s Orion.
Sebuah langkah strategis. Nama Riboet menjadi merek dagang yang kuat. Menjadi simbol hiburan berkualitas yang menjanjikan sensasi, tawa, dan kekaguman.
BACA JUGA:Pementasan Pelaminan Kosong di GNI Surabaya, Lewat Teater Suarakan Perempuan
Tahun demi tahun berlalu, Miss Riboet’s Orion semakin menanjak menuju puncak kejayaan. Mereka segera menjadi "raja panggung" hiburan pertunjukan di Hindia Belanda.
Tio memiliki visi bisnis yang cerdas. Ia merancang Miss Riboet’s Orion dengan pendekatan hibrid: menggabungkan estetika modern ala Barat dengan elemen tradisi lokal.
Tata panggung, kostum, repertoar, hingga pelatihan aktor dan aktris dirancang secara profesional dan penuh perhitungan.
BACA JUGA:Pertunjukan Teater Yannick Stasiak di SMKN 12 Surabaya, Sajikan Simbol Kelahiran-Kematian
Namun, satu tradisi lama tetap dipertahankan: pertunjukan selingan atau extra turn di antara babak. Agar penonton tak pernah dibiarkan kehilangan momen hiburan, bahkan sejenak.
Kelompok teater itu terdiri dari sekitar 100 orang: komedian, penyanyi, penari perempuan, hingga aktor-aktor panggung.
Dari situ banyak bakat tumbuh dan ditempa secara profesional. Panggung Orion benar-benar menjadi wahana hiburan yang memadukan tawa, pesona, dan kekaguman.
BACA JUGA:Pertunjukan Teater Yannick Stasiak di SMKN 12 Surabaya, Sajikan Simbol Kelahiran-Kematian
Mengenal Miss Riboet
Aktris kelahiran 24 Desember 1900 itu memiliki bakat seni yang menakjubkan. Geraknya lincah di panggung.
Dia mampu memerankan perempuan gemulai sekaligus tokoh tangguh yang piawai bermain pedang. Dia mendapat julukan “He Woman”.
Kemampuannya berpadu dengan suara merdu dan kepiawaian bernyanyi dalam berbagai bahasa. Memikat hati ribuan penonton.
BACA JUGA:Teater (Non) Industri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway