Bankir Muda Diculik-Dibunuh di Jakarta Timur: Disergap di Tempat Parkir

Bankir Muda Diculik-Dibunuh di Jakarta Timur: Disergap di Tempat Parkir

ILUSTRASI Bankir Muda Diculik-Dibunuh di Jakarta Timur: Disergap di Tempat Parkir.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Sudah empat pelaku pria yang ditangkap polisi. Tiga dari mereka, yakni AT, RS, dan RAH, ditangkap di Jalan Johar Baru III Nomor 42, Jakarta Pusat. Satu lagi, RW, ditangkap saat tiba di bandara Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga ia berusaha kabur.

Dalam interogasi awal, empat pria itu langsung mengakui menculik Ilham dari tempat parkir Lottemart. Mereka mengaku disuruh seseorang. Mereka mengaku bukan sebagai pembunuh, melainkan penculik. Sedangkan pembunuhnya, berdasar pengakuan empat tersangka, sudah kabur. Kini polisi mengejarnya.

Polisi belum bisa mengungkap motif kejahatan sebelum pelaku utama ditangkap. Sementara itu, jenazah Ilham setelah diautopsi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, langsung dibawa ke rumah duka. Tentu, keluarga korban terkejut dan sedih.

Dari kronologi tersebut, tampak bahwa penculikan-pembunuhan itu sudah direncanakan rapi. Para pelaku memarkir mobil mereka persis di sebelah mobil korban. Dan, para pelaku menunggu di dalam mobil ketika Ilham sedang rapat di dalam kantor Lottemart. Mereka menyanggong korban.

Tapi, mengapa penculikan itu dengan cepat langsung berubah menjadi pembunuhan, belum diungkapkan polisi.

Polisi menduga, motif ada tiga kemungkinan. 

Dicky: ”Ada tiga kemungkinan motif. Yakni, ekonomi, atau dendam pribadi, atau urusan pekerjaan terkait dengan teman kerja. Namun, semuanya masih dalam proses penyelidikan lebih jauh. Motifnya belum bisa dipastikan.”

Ilham ditemukan meninggal dengan pakaian yang sama ketika ia rapat di Lottemart. Ia berkemeja batik cokelat lengan pendek, celana panjang krem, sepatu kets. 

Saat ditemukan, kondisi mata, tangan, dan kaki Ilham terikat lakban. Tertelungkup di semak-semak dekat persawahan di Bekasi.

Saran dari anggota komisi VI itu, jika dikaitkan dengan prediksi polisi, berarti motif ekonomi. Pihak bank menugaskan karyawan dengan target kredit yang agresif, tetapi tidak memperhitungkan risiko bahaya bagi keselamatan karyawan.

Bank-bank memang harus gencar menarik debitur. Akibatnya bisa terjadi kurang selektif seleksi calon debitur. Itu berisiko kredit macet. Jika macet, karyawan bank pula yang berusaha menekan agar debitur bayar. Di situlah bahaya.

Prediksi tersebut bisa menimbulkan prasangka buruk terhadap pihak yang rapat bersama Ilham. Sementara itu, motif pembunuhan belum diumumkan resmi oleh polisi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: