GIIAS Surabaya 2025: Tiongkok Masih Dominasi Mobil Listrik, GWM hingga BAIC Jadi Pendatang Baru

Mobil GWM Tank 300 dan ORA 03 jadi pendatang baru mobil listrik GIIAS Surabaya di Grand City Convex, Rabu, 27 Agustus 2025.-Boy Slamet-Harian Disway -
Max mengatakan, J7 SHS dibanderol dengan harga Rp510 juta khusus di Surabaya. Untuk seribu pembeli pertama mobil itu, Jaecoo akan memberikan satu unit wall charger gratis. Termasuk akses Internet of Vehicle (IoV), teknologi yang menghubungkan kendaraan dengan internet.
Sehingga memungkinkan kendaraan untuk berkomunikasi dan bertukar informasi secara nirkabel dengan kendaraan lain, infrastruktur jalan, dan sistem pusat melalui jaringan internet. "Dan akses IoV gratis selama tiga tahun dan garansi kendaraan selama 6 tahun,” paparnya.
BACA JUGA:Mau ke GIIAS Surabaya 2025? Ini Harga Tiket dan Rute Lengkap Menuju Lokasi
BACA JUGA:Astra Financial Targetkan Transaksi Lebih Dari Rp 400 Miliar di GIIAS Surabaya Lewat Kredit Cerdas
Merek lain, masih dari Tiongkok, GWM menawarkan mobil listrik ORA 03. Yang mengusung retro-futuristik berciri siluet dan detail ikonik. Mirip cat’s eye headlights, retro free curving waist, serta flowing water light curtain taillights.
CEO GWM Indonesia Bagus Susanto mengatakan, ORA 03 menawarkan jarak tempuh sejauh 400 kilometer untuk sekali isi daya. Konsumsi listriknya hanya 13,1 kWh per 100 km. Dengan ukuran itu, biaya operasional ORA 03 hanya berkisar Rp22.000 hingga Rp39.000 per 100 kilometer.
”Sehingga lebih hemat hingga 58 persen dibanding kendaraan mesin konvensional sekelasnya,” tegasnya. ORA 03 untuk pasaran Surabaya dibanderol dengan harga Rp389 juta. Dengan lima warna pilihan. Seperti hazel wood beige, verdant green, dan mars red.
BACA JUGA:30 Merek Mobil dan Motor Bakal Ramaikan GIIAS Surabaya 2025
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, dari segi penjualan, mobil nonlistrik produksi Jepang memang masih mendominasi di tanah air. Namun, produsen mobil Tiongkok lambat laun ikut mengejar. Setidaknya berdasarkan data penjualan periode Januari hingga Juli 2025.
Produksi Jepang masih mendominasi hingga urutan kelima. Namun, Namun, di posisi ke enam sudah ada BYD. Kemudian Chery di urutan ke-10 dan Wuling urutan ke-12.
Jongkie menyebut, ada beberapa keunggulan yang membuat Tiongkok menyalip perlahan. Di antaranya soal desain dan harga mobil yang dibanderol. Saat ini, rata-rata mobil Tiongkok lebih ekonomis 10-20 persen jika dibandingkan pabrikan Jepang dan Eropa dengan spesifikasi yang sama. ”Dan faktor harga masih sangat dimoniman menentukan pilihan masyarakat,” katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: