Nusuk dan Masa Depan Ibadah Berbasis Teknologi: Dari Super-app Saudi ke Peta Jalan Indonesia

Nusuk dan Masa Depan Ibadah Berbasis Teknologi: Dari Super-app Saudi ke Peta Jalan Indonesia

ILUSTRASI Nusuk dan Masa Depan Ibadah Berbasis Teknologi: Dari Super-app Saudi ke Peta Jalan Indonesia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

GELOMBANG digital akhirnya menyentuh wilayah paling sakral, yaitu ibadah. Peluncuran Nusuk, sebuah platform resmi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, pada 20 Agustus 2025, menjadi titik balik sejarah. 

Lewat aplikasi itu, jamaah dapat mengakses hampir semua layanan haji dan umrah dalam satu pintu. Meliputi pengurusan visa, pemesanan hotel, transportasi, izin kunjungan, bahkan tur religi. 

Jadi, sekarang Nusuk bukan lagi sekadar aplikasi, melainkan sudah menjadi sebuah ekosistem digital yang mengintegrasikan pelayanan ibadah secara menyeluruh.

BACA JUGA:Nusuk, Ujian Kesabaran Biro Travel Umrah

BACA JUGA:Distribusi Kartu Nusuk Capai 95 Persen, PPIH Minta Jamaah Waspadai Kepadatan di Makkah

Nusuk lahir dari ambisi besar Visi Saudi 2030, sebuah agenda transformasi nasional Arab Saudi yang ingin memodernkan negaranya di segala sektor, termasuk penyelenggaraan ibadah. 

Artinya, platform itu bukan uji coba, melainkan bagian dari strategi jangka panjang yang akan terus diperkuat.

Bagi Indonesia, negara dengan jamaah umrah terbesar di dunia, kehadiran Nusuk memberi dua pesan penting sekaligus. 

Pertama, Nusuk menandai datangnya era ibadah berbasis teknologi. Kedua, kehadiran Nusuk menandai munculnya arah baru ekonomi digital Islam. 

BACA JUGA:Kartu Nusuk Hilang? Berikut 4 Tips Mengamankan Kartu Nusuk Selama Ibadah Haji

BACA JUGA:Kartu Nusuk Tembus 97%, Kemenag Imbau Jamaah Haji Tak Ganti Hotel Tanpa Koordinasi

Maka, pertanyaannya bukan lagi apakah kita (Indonesia) setuju, melainkan seberapa cepat kita bisa beradaptasi dengan perkembangan itu tanpa mengorbankan ruh ibadah maupun perlindungan jamaah.

MOMENTUM EKONOMI DIGITAL ISLAM

Ibadah haji dan umrah adalah aktivitas keagamaan dengan dimensi ekonomi yang masif. Betapa tidak. Setiap tahun jutaan orang bergerak lintas negara dengan kebutuhan layanan spesifik, mulai layanan transportasi, akomodasi, hingga perlindungan kesehatan. Semuanya harus tunduk pada standar syariah yang ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: