Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (9): Lidah Tak Bertulang, Tapi Tetap Kaku

LAOSHI ZHUANG YING mengajar di Jianguomen Diplomatic Residence Compound, Kamis, 28 Agustus 2025.-Doan Widhiandono-
Program yang ditawarkan pun berlapis. Selain kursus reguler, ada kelas khusus yang membahas diplomasi, politik, teknologi, seni, hingga kebudayaan. LCC juga menyediakan tur budaya sepanjang tahun. Mengajak para peserta merasakan langsung keindahan tradisi Tiongkok.
Nah, dalam kelas sore itu, kami pun diajarkan tentang sejarah bahasa di Tiongkok. Secara umum, kata Zhuang Ying, bahasa di Tiongkok disebut dengan tiga hal. Yang pertama adalah 汉语 (Hànyǔ). Terjemahannya: bahasa orang-orang Han. Han adalah suku terbesar di antara 56 suku lain yang ada di daratan Tiongkok.
Yang kedua disebut 中文 (Zhōngwén). Ini merujuk pada bahasa orang Tiongkok, aksara, hingga sastra.
Nah, yang ketiga disebut 普通话 (Pǔtōnghuà). ’’Inilah yang disebut bahasa Mandarin atau standar modern bahasa di Tiongkok,’’ terang Zhuang Ying.
Dan sekali lagi, setiap menyebutkan kata dalam bahasa Mandarin, Zhuang Ying minta para jurnalis mengikuti.
Dalam sesi tentang sejarah aksara, Zhuang Ying juga menjelaskan bahwa aksara Tiongkok berevolusi sejak lebih dari 5 ribu tahun silam. Mulai era oracle yang ditulis di batok punggung kura-kura, zaman perunggu, hingga zaman kertas dan kuas.
Dia juga menunjukkan bahwa sejumlah aksara Tiongkok berasal dari gambar yang kemudian disepakati menjadi aksara—juga kata. Misalnya, 山 (shān) atau gunung. Awalnya, aksara itu memang berupa gambar gunung. Puncaknya tiga.
’’Kalau ini gambar apa?’’ tanya Lǎoshī. Semua terdiam. ’’Ayo, lihat. Ini ada dua roda,’’ tunjuk Zhuang Ying. Dengung terdengar di kelas tersebut. Beberapa orang mencoba menjawab. ’’Sepeda!” kata mereka. ’’Sepeda zaman batu?” ujar saya. Tawa meledak.
Ternyata, gambar itu adalah simbol kereta. Yang akhirnya menjadi aksara 车 (chē)
Tentu, yang paling ditunggu, adalah percakapan sederhana. Kami diajarkan cara perkenalan, cara menyapa, hingga menyebutkan asal negara. Para peserta pun antusias menyebutkan asal mereka. Penasaran bagaimana bunyinya dalam bahasa Mandarin.
PARA JURNALIS belajar pelafalan angka Tiongkok dalam pelajaran Kamis, 28 Agustus 2025.-Doan Widhiandono-
Masing-masing tertawa dan coba melafalkan ketika Nikaragua menjadi 尼加拉瓜 (Níjiālāguā). Meksiko menjadi 墨西哥 (Mòxīgē). Bolivia menjadi 玻利维亚 (Bōlìwéiyǎ). Atau Nepal menjadi 尼泊尔 (Níbó'ěr).
Saat mencoba pelafalan itulah kentara bahwa lidah yang katanya tak bertulang itu bisa kaku. Masing-masing masih membawa lidah negaranya. Aksennya sulit hilang. Tak mengapa. Baru pelajaran pertama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: