Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (11): Pelabuhan Supersibuk yang Sepi Manusia
TRUK ROBOT ini dilengkapi teknologi sensor dan navigasi dari Baidu. Ia bisa bergerak dengan sangat presisi di areal terminal kontainer.-Doan Widhiandono-
Setiap ART berbobot 23 ton. Sepenuhnya bertenaga baterai litium. Mampu beroperasi 12 jam hanya dengan satu jam pengisian daya. Ia bisa membawa kontainer seberat 65 ton dengan kecepatan maksimal 35 kilometer per jam.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Dekan Fakultas Humaniora dan Hukum Tianjin University Wu Zhenjun: He Er Bu Tong
BACA JUGA:Simulator Tianjin Rebut Pasar Tiongkok
Dengan kecanggihan itu, ART bisa bergerak setara seperti pengemudi terampil. Penempatan posisinya sangat akurat. Paling banter, meleset 3 sentimeter!
Dalam paparan di tower terminal, dijelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Tianjin Port mengejar otomatisasi penuh di seluruh lini. Hasilnya terlihat nyata: tingkat otomatisasi peralatan kontainer besar melampaui 88 persen. Plus, efisiensi operasi rata-rata meningkat 15 persen.
Artinya, efisiensi kerjanya sudah mendekati terminal dengan tenaga manusia. Tapi, biayanya jauh lebih rendah.
Inovasi terbesar Tianjin Port tidak hanya pada otomatisasi. Tapi juga energi. Terminal Kontainer Kedua, yang diresmikan 17 Oktober 2021, tercatat sebagai terminal pintar nol karbon pertama di dunia. Seluruh operasinya disuplai dari energi terbarukan. Yakni, gabungan panel surya dan turbin angin.
Dua turbin raksasa berdiri menonjol di tepi pelabuhan. Berputar halus ditiup angin Laut Bohai. Ditambah instalasi fotovoltaik, total listrik hijau yang dihasilkan mencapai 90 juta kilowatt-jam per tahun. Jumlah itu melebihi kebutuhan energi terminal. Artinya, Tianjin Port adalah satu-satunya pelabuhan besar di dunia dengan pasokan 100 persen energi hijau.
PARA JURNALIS peserta proggram CIPCC menyimak penjelasan video tentang sejarah dan fakta-fakta pelabuhan Tianjin.-Doan Widhiandono-
Menurut sejumlah media, penghematan karbon itu setara menanam 210 ribu pohon. Pengurangan emisi karbonnya sekitar 75 ribu ton per tahun. Bagi sebuah pelabuhan yang setiap hari dilintasi kapal-kapal raksasa, angka itu lebih dari sekadar simbol. Tiongkok membuktikan bahwa geliat logistik global pun bisa selaras dengan upaya menjaga iklim.
Kemajuan teknologi itu meneguhkan posisi strategis Tianjin Port. Sebagai pelabuhan buatan terdalam di dunia, ia menjadi simpul utama Belt and Road Initiative. Dari pelabuhan itu, 144 rute pelayaran kontainer menghubungkan lebih dari 500 pelabuhan di 180 negara dan kawasan.
Sejak pertengahan 2024, sebanyak 24 rute kontainer reguler diluncurkan khusus. Menghubungkan Tianjin dengan negara-negara anggota Shanghai Cooperation Organization (SCO). Di perbatasan Mongolia, bahkan puluhan unit ART kini sudah ditempatkan untuk mendukung kelancaran perdagangan lintas-negara.
Bila pelabuhan tradisional identik dengan deru mesin dan pekikan pekerja, Tianjin Port menampilkan wajah lain: robot yang bekerja nyaris tanpa suara, dikendalikan pusat komando, dengan sumber energi yang bersih.
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (1): Bening Tilu Kejar Cita-Cita Mulia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: