Membangun Bangsa dengan Empan Papan: Seni Memimpin dengan Rasa dan Kesadaran

H.M. Ali Affandi L.N.M.-Kominfo Jatim-
BACA JUGA:Bersih-Bersih Birokrasi, Eri Cahyadi Terbitkan Perwali Anti Gratifikasi
Empan papan mengajarkan keseimbangan. Pemimpin harus berani bermimpi besar, tapi jangan lupa menjejak tanah. Keseimbangan berarti tahu kapan harus berkata cukup: cukup utang, cukup ambisi, cukup pencitraan. Karena kebesaran sejati bukan diukur dari seberapa megah gedung yang dibangun, tapi seberapa adil dan merata rakyat merasakan hasilnya.
“Pemerintah harus mampu memenuhi Tuntutan Rakyat menuju Transparansi, Transformasi, dan Empati.”
Demonstrasi yang meledak di berbagai kota adalah teriakan rakyat: “Kami ingin didengar.” Itu suara keras. Tapi ada juga suara sunyi yang tak kalah penting: falsafah hidup kita sendiri.
Empan papan adalah revolusi sunyi. Ia tidak butuh panggung megah. Ia bekerja dalam hati, dalam sikap, dalam cara kita memimpin. Jika pemimpin dan rakyat sama-sama kembali pada nilai ini—luwes, berempati, sadar sosial, dan seimbang—maka bangsa ini akan menemukan jalan tengahnya.
Bukan sekadar menjadi negara besar, tetapi menjadi bangsa yang bijak.
*) Ketua KADIN Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: