Tekan Fluktuasi Harga Beras, Pemerintah Perkuat Penyaluran SPHP di 214 Kabupaten/Kota

Tekan Fluktuasi Harga Beras, Pemerintah Perkuat Penyaluran SPHP di 214 Kabupaten/Kota

stabilkan harga beras SPHP lewat distribusi ritel modern--Antara

HARIAN DISWAY - Harga beras di 214 kabupaten/kota di Indonesia masih berfluktuasi, dengan sebagian daerah mencatat harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) pada Agustus 2025.

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan memperkuat penyaluran beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di ritel modern untuk menekan gejolak harga tersebut.

“Ini untuk mengimbangi adanya pergeseran distribusi beras ke pasar tradisional,” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, dalam Rapat Koordinasi Optimalisasi Penyaluran Beras SPHP yang digelar secara daring, Rabu, 3 September 2025.

BACA JUGA:Satgas Pangan Bongkar Alasan Rak Beras Kosong di Ritel Modern

Berdasarkan data Bapanas, 214 kabupaten/kota yang menjadi target intervensi tersebar di 33 provinsi.

Rinciannya, 113 kabupaten/kota di zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, Sulawesi), 81 kabupaten/kota di zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan), serta 20 kabupaten/kota di zona 3 (Maluku, Papua).

Ketut menjelaskan, pergeseran pasar terjadi karena penggilingan padi lebih banyak menyalurkan beras ke pasar tradisional, sehingga stok di ritel modern menurun.

Kondisi ini membuat harga di pasar rakyat melonjak, meski omzet pedagang UMKM meningkat.

Ia menegaskan distribusi SPHP ke ritel modern sangat penting karena peran ritel menjadi penyeimbang harga. “Kalau ritel modern sudah terpenuhi dengan baik, maka dengan sendirinya harga beras di pasar rakyat minimal flat,” ujarnya.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan pemerintah sedang menempuh berbagai langkah untuk menjaga ketersediaan pangan dan menyeimbangkan harga. 

Salah satunya dengan memperkuat stok beras SPHP di titik-titik strategis ritel modern. “Ritel modern memiliki peran penting sebagai penyeimbang harga, karena di sana harga beras dapat lebih terjaga sesuai HET,” ujar Arief.

BACA JUGA:Pemerintah Siapkan 1,3 Juta Ton Beras SPHP untuk Stabilkan Harga di Pasar

Arief juga mengungkapkan bahwa Bapanas telah mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp22,53 triliun untuk tahun anggaran 2026. 

Bapanas mencatat realisasi penyaluran beras SPHP periode Juli–Desember per 3 September 2025 baru mencapai 126,2 ribu ton dari target 1,3 juta ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: