Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (15): Layanan Istimewa di Balai Agung Rakyat

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (15): Layanan Istimewa di Balai Agung Rakyat

JURNALIS MENGANTRE di Balai Agung Rakyat Tiongkok, Rabu, 3 September 2025. Mereka akanmeliput resepsi yang dihelat pukul 11.30.-Doan Widhiandono-

Hingga akhir parade militer di Beijing, 3 September 2025, beberapa kami masih berdebat. Apakah wartawan yang terpilih meliput jamuan makan siang di Balai Agung Rakyat Tiongkok adalah benar-benar wartawan VVIP?

MATAHARI belum muncul saat kami, 14 jurnalis peserta program China International Press Communication Center (CIPCC) berdiri di area Balai Agung Rakyat Tiongkok (Great Hall of The People). Masih pukul 05.15.

Langit yang biru tua terasa kontras dengan pendar lampu di pilar-pilar gedung megah tersebut. Menerangi puluhan bendera merah di sepanjang fasad gedung. Juga membuat lambang negara Tiongkok menjadi benderang: merah-kuning keemasan. Gambarnya, lima bintang yang menaungi Gerbang Tiananmen (Gerbang Kedamaian Surgawi), salah satu gerbang kompleks Kota Terlarang.

Ada ratusan orang yang sudah mengantre di gedung tersebut. Selain peserta program CIPCC, ada berjibun wartawan lain yang juga meliput peristiwa penting hari itu. Lewat berbagai jalur. Wartawan-wartawan Tiongkok mendaftar sejak beberapa pekan sebelumnya. Wartawan asing banyak yang datang lewat jalur undangan.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (1): Tantangan Jadi Pencerita yang Jujur

BACA JUGA:Peluncuran Buku Ramadan Tak Terlupakan: Ketika Kisah Pribadi Menjadi Inspirasi

Dan kami tahu, itulah antrean untuk security check hari itu. Pemeriksaan keamanan sebelum masuk Balai Agung. Itulah security check ketiga yang harus kami lalui sejak pukul 03.00.

Pemeriksaan pertama di Media Center Hotel, tempat para jurnalis dari berbagai negara berkumpul sejak sepekan sebelumnya. Para wartawan dicek melalui metal detector. Barang-barang dimasukkan lorong sinar X.

Di media center itu, kami juga harus mendaftarkan segala peranti elektronik untuk meliput parade militer. Kalau dianggap aman dan lulus pemeriksaan, alat-alat kami diberi stiker khusus.

Pemeriksaan kedua berjarak sekitar 100 meter dari media center. Sebelum memasuki bus menuju lokasi parade. Pemeriksaannya sama. Metal detector dan pemeriksaan barang. Seperti di bandara. Tapi, di lokasi parkir bus ini, ada satu tambahan pemeriksaan lagi: face recognition.


PETUGAS menyiapkan minuman untuk para wartawan di Balai Agung Rakyat Tiongkok.-Doan Widhiandono-

Saya melihat, kira-kira tiga langkah sebelum melewati metal detector, wajah saya sudah nongol di layar monitor. Menunjukkan foto yang saya pakai ketika apply visa. Cukup lega. Artinya, mesin itu tidak pangling dengan saya.

Seorang kawan dari Fiji sampai harus diperiksa dua kali. Dicek paspornya. Karena foto yang muncul “agak berbeda”. Rupanya, foto yang terdaftar kurang pas resize-nya. Sehingga tampak gepeng. Padahal, si wartawan sama sekali tidak penyet wajahnya.

Proses pemeriksaan di Balai Agung itu membuat kami perlahan-lahan beringsut. Menapaki tangga marmer. Melewati kolom tinggi yang menyangga fasad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: