Profil Charlie Kirk, Aktivis Konservatif Pendukung Trump yang Tewas Ditembak di Utah

Charlie Kirk, pendiri Turning Point USA sekaligus sekutu Donald Trump, tewas ditembak saat berbicara di sebuah acara kampus di Utah pada 10 September 2025.--wikimedia.org
HARIAN DISWAY - Amerika Serikat kembali diguncang tragedi politik. Charlie Kirk, aktivis konservatif terkemuka sekaligus sekutu Presiden Donald Trump, tewas ditembak saat berbicara di Utah Valley University, Orem, Utah, 10 September 2025 (Rabu dini hari WIB).
Insiden itu terjadi dalam acara bertajuk American Comeback Tour yang dihadiri ratusan peserta. Seorang pelaku berhasil ditangkap di lokasi. Sementara otoritas federal bersama FBI menyelidiki motif penyerangan yang diduga terkait politik.
Kematian Kirk sontak memicu gelombang duka dan perdebatan nasional. Banyak tokoh politik, termasuk Donald Trump, menyampaikan belasungkawa dan menyebutnya sebagai sosok penting dalam menggerakkan generasi muda konservatif.
Gedung Putih bahkan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sebagai tanda penghormatan. Di sisi lain, tragedi itu kembali menyoroti meningkatnya ancaman kekerasan politik di Amerika Serikat.
BACA JUGA:Charlie Kirk, Aktivis Konservatif Sekutu Trump Ditembak Mati, Ini Kronologinya
BACA JUGA:Donald Trump Kenakan Tarif 35 Persen ke Kanada Mulai 1 Agustus 2025
Meski masih berusia 31 tahun, Charlie Kirk sudah lama dikenal luas di ranah publik. Jejaknya di kancah politik AS dibangun sejak 2012. Dan ia mulai masuk lingkaran dalam Trump sejak Pemilihan Presiden AS 2016.
Dari mendirikan organisasi mahasiswa bernama Turning Point USA, hingga menjadi pengisi acara populer di media konservatif, Kirk membangun reputasi sebagai figur berpengaruh di kalangan pemilih muda. Simak profil lengkapnya berikut ini.
Profil Charlie Kirk
Charlie Kirk, aktivis konservatif sekutu Trump ditembak mati, ini kronologinya.-Josh Edelson-AFP
Charlie Kirk lahir pada 14 Oktober 1993 di Arlington Heights, Illinois. Ia dibesarkan di lingkungan Kristen evangelis dan sejak muda menunjukkan minat besar terhadap politik.
Masa sekolah menengah menjadi titik awal keterlibatannya dalam isu-isu publik. Terutama setelah menulis artikel tentang "liberal bias" yang menarik perhatian media konservatif.
Alih-alih melanjutkan kuliah, Kirk memutuskan meninggalkan Harper College demi fokus pada aktivisme politik.
BACA JUGA:Amerika Serikat Serang Situs Nuklir Iran, Donald Trump Langsung Minta Damai
BACA JUGA:Trump Resmi Ganti Pentagon Jadi Departemen Perang, Ini Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bbc