Suami Bunuh Istri di Denpasar karena Kasihan: Kasus Altruistic Homicide
ILUSTRASI Suami Bunuh Istri di Denpasar karena Kasihan: Kasus Altruistic Homicide.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Telisik Suami Bunuh Istri
Saat itu hari sudah pagi. Tetangga mendengar suara rintihan dari tempat kos Sunardi. Tetangga mengetuk pintu, tak dibuka. Tetangga mengintip dari jendela, kelihatan ada genangan darah. Tetangga menelepon polisi. Polisi tiba di sana, mendobrak pintu, melihat kondisi begitu. Sunardi masih hidup.
Korban dan pelaku dikirim ke RS Bhayangkara di Jalan Trijata, Denpasar. Mayat korban diperiksa, pelaku dirawat.
AKP Ketut Sukadi: ”Hasil penyidikan sementara, pelaku awalnya ingin bunuh diri karena stres tidak kuat merawat istri. Namun, ia berpikir, jika ia meninggal lebih dulu, lantas istrinya bagaimana? Tentu, akan telantar. Dari situ muncul niatnya membunuh korban dulu, barulah bunuh diri.”
BACA JUGA:Suami Bunuh Istri di Cikarang, Bekasi: Para Tetangga Takut Hantu di Rumah Pembunuhan
BACA JUGA:Suami Bunuh Istri di Cikarang, Bekasi: Dampak Anak Lihat Ayah Bunuh Ibu
Sunardi akan diproses hukum sebagai tersangka pembunuhan. Namun, ia dirawat dulu karena luka di lengannya kritis.
Altruistic homicide jarang, tapi ada. Pakar kriminologi mengakui jarang. Tapi, sudah sangat lama ada.
Pembunuhan model begitu dimuat di Los Angeles Times, 12 Januari 1992, berjudul panjang: A Mother’s Final Deadly Act: Slaying: ’Altruistic’ killings carried out in the throes of depression appear to be the common thread in last year’s five family murder-suicides.
BACA JUGA:Suami Bunuh Istri di Cikarang, Bekasi, Ada Tapak Tangan Darah di Tembok
BACA JUGA:Bunuh Tiga Anak, Motif Altruistik
Di situ, Prof Phillip J. Resnick, saat itu guru besar psikiatri di Case Western Reserve University di Cleveland, Amerika Serikat (AS), mengulas riset tentang orang tua pembunuh anak mereka. Riset itu tahun 1966 di sana. Sudah dipublikasikan di American Journal of Psychiatry.
Resnick: ”Saya selalu menginstruksikan para peserta pelatihan di rumah sakit untuk secara rutin bertanya kepada para ibu yang jadi pasien: ’Jika Anda bunuh diri, apa yang akan terjadi pada anak-anak Anda?’ Itu adalah sesuatu yang tidak boleh diabaikan para profesional kesehatan mental.”
Riset Resnick terhadap 131 orang tua yang membunuh anak-anak mereka sendiri. Sekitar 39 persen dari mereka bunuh diri, tapi tidak mati. Itu diyakini sebagai jumlah responden terbesar untuk riset topik tersebut saat itu.
Hasilnya, Resnick menemukan bahwa orang tua, biasanya ibu, memandang pembunuhan tersebut sebagai altruistik atau tindakan keibuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: