FGD Kemendiktisaintek dan Bappenas 24-25 September 2025: Membangun Industri yang Berdampak bagi Masyarakat

ILUSTRASI FGD Kemendiktisaintek dan Bappenas 24-25 September 2025: Membangun Industri yang Berdampak bagi Masyarakat.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Dalam menerjemahkan program Presiden Prabowo Subianto yang ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat, satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah arti penting pemerataan, keadilan, dan bagaimana menempatkan masyarakat benar-benar sebagai subjek utama pembangunan.
Membangun dan mengembangkan dunia industri tentu tidak bisa terlepas dari profil masyarakat, khususnya profil tenaga kerja yang ada.
Untuk kepentingan meraih devisa, mungkin benar jika yang dikedepankan pemerintah untuk dikembangkan adalah industri yang sifatnya padat modal.
Industri yang padat modal niscaya akan dapat memberikan keuntungan yang besar bagi negara, tetapi risikonya biasanya adalah tenaga kerja lokal akan tertinggal dan sekadar menjadi penonton di luar lingkaran.
Sementara itu, untuk industri yang sifatnya padat karya, dari segi keuntungan devisa, yang bisa dipetik mungkin tidak sebesar industri padat modal. Namun, serapan lapangan kerja yang diciptakan dan serapan tenaga kerja lokal yang umumnya kurang berpendidikan niscaya jauh lebih besar.
Pengalaman di berbagai negara yang memilih mengembangkan industri padat karya, biasanya industri yang ada cenderung lebih fleksibel dalam menyerap tenaga kerja.
Dilema itulah yang kini tengah dihadapi Indonesia. Apakah memilih mengembangkan industri yang padat modal ataukah lebih memilih industri yang sifatnya padat karya.
Memilih industri mana yang akan dikembangkan, sudah barang tentu bergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan di mana pemerintah sesungguhnya berpihak. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: