Presiden Abbas Tegaskan Hamas Tak Akan Kendalikan Pemerintahan Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB melalui video karena visanya ditolak oleh AS pada Kamis, 25 September 2025.--Al Jazeera
HARIAN DISWAY - Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan tegas menyatakan bahwa Hamas tidak akan mengambil peran dalam pemerintahan Palestina.
Pria berusia 89 tahun tersebut berbicara dengan para pemimpin dunia pada Sidang Majelis Umum ke-80 PBB (UNGA) yang bertepatan pada hari Kamis, 25 September melalui video.
Ia terpaksa menyampaikan pidato lewat video usai tertolaknya visa-visa delegasi Palestina oleh pemerintahan Donald Trump untuk bepergian ke New York.
Dalam pidatonya, Abbas secara langsung menyinggung isu-isu yang selama ini telah menjadi kekhawatiran dunia, utamanya Israel dan Amerika Serikat perihal Hamas.
“Hamas tidak akan memiliki andil dalam pemerintahan. Hamas dan faksi lainnya harus menyerahkan senjata mereka kepada Otoritas Palestina,” tegas Abbas yang kemudian disusul tepuk tangan dari para delegasi.
Abbas juga mengecam tindakan Hamas pada 7 Oktober 2023.
BACA JUGA:Prancis Resmi Akui Palestina di PBB, Macron Serukan Akhiri Perang Gaza
“Meski warga Palestina menderita, kami tidak membenarkan apa yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober. Tindakan yang menargetkan warga sipil Israel dan menyandera mereka, tindakan ini tidak mewakili rakyat Palestina maupun perjuangan yang sah untuk kebebasan dan kemerdekaan,” ujarnya.
Ia juga menolak tudingan yang mengatakan solidaritas terhadap perjuangan Palestina identik dengan antisemitisme.
“Kami menolak mencampuradukkan solidaritas Palestina dengan isu antisemitisme yang jelas bertentangan dengan nilai kami,” tegas Abbas.
BACA JUGA:Presiden Kolombia Berapi-Api di Sidang PBB: Hentikan Genosida Israel di Gaza
Selain isu-isu Hamas, Abbas juga menyebutkan aksi genosida Israel terhadap warga Palestina.
“Ini merupakan sebuah kejahatan perang dan kekejian terhadap kemanusiaan yang terdokumentasi. Ini akan terekam dalam buku-buku sejarah sejarah sebagai salah satu bab paling mengerikan dari tragedi kemanusiaan di abad ke-20 dan 21,” katanya seraya menambahkan bahwa apa yang Israel lakukan bukanlah sekedar agresi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: al jazeera