Perempuan Pedagang Mobil Bekas Dirampok-Dibunuh: Pelaku Sudah 'Menggambar'

Perempuan Pedagang Mobil Bekas Dirampok-Dibunuh: Pelaku Sudah 'Menggambar'

ILUSTRASI Perempuan Pedagang Mobil Bekas Dirampok-Dibunuh: Pelaku Sudah 'Menggambar'.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Dikutip dari Global News (Kanada), berjudul Tips for selling your car without getting scammed, robbed, or worse, diungkap tentang bahaya menjual mobil pribadi di rumah. 

Di Kanada banyak orang menjual mobilnya di rumah. Diiklankan via medsos. Tapi, mereka bukan pedagang mobil bekas seperti di Indonesia. Pedagang mobil bekas di sana punya showroom.

Di situ diungkap saran jika orang menjual mobil di rumah. Ada beberapa saran. Namun, yang paling efektif ada tiga.

Pertama, jangan pernah sendirian menunggu calon pembeli. Baik penunggunya pria, apalagi wanita. Sebab, penjual tidak tahu, siapa peminat mobil yang akan mendatangi. 

Apakah calon pembeli serius atau penipu, bahkan pembunuh. Apakah peminat datang sendirian atau beberapa orang. Apakah peminat sudah membawa senjata atau tidak.

Sarannya, harus ada pendamping, dua-tiga orang. Tidak perlu pendamping terus-menerus mendampingi selama calon pembeli memeriksa kondisi mobil. Cukup, calon pembeli tahu bahwa ada orang lain di rumah itu. Seandainya yang datang penjahat, mereka ragu-ragu melakukan kejahatan. Sebab, banyak orang.

Kedua, lakukan seleksi dengan komunikasi telepon sebelum calon pembeli mendatangi rumah. Biasanya mobil diiklankan via medsos dan dicantumkan nomor telepon penjual mobil. 

Pembeli mobil serius lebih suka menelepon penjual dulu untuk bertanya-tanya tentang kondisi mobil. Daripada calon pembeli langsung mendatangi rumah penjual, yang berpotensi membuang waktu jika calon pembeli ternyata merasa tidak cocok dengan barangnya. 

Ketika komunikasi telepon, penjual harus menajamkan insting. Harus menajamkan logika. Untuk melakukan seleksi calon pembeli via telepon.

Calon pembeli serius umumnya cerewet dalam bertanya tentang kondisi mobil. Juga, menawar harga serendah-rendahnya. Jika tidak cerewet, mungkin itu penjahat. Dengan demikian, sebaiknya tidak perlu bertemu. Itu bahaya. Cara menghindari pertemuan bisa direkayasa penjual.

Ketiga, jika pembeli serius dan sudah datang ke rumah penjual untuk melihat mobilnya, balik ke saran nomor satu. Tapi, di sini bakal terjadi transaksi. Itu juga momentum bahaya.

Bahayanya, jika dibayar kontan dengan uang palsu. Maka, sebaiknya pembayaran transfer bank. Lebih aman jika penjual-pembeli bersama mendatangi kantor bank untuk pembayaran. Itu menghindari tipuan pembayaran melalui transfer mobile banking. Ada saja cara penipu melakukan tipuan pembayaran via mobile banking.

Sebenarnya saran Global News itu klise, berlaku umum, dan semua pedagang mobil bekas sudah paham. Pedagang umumnya sudah melakukan aneka pengamanan. Terutama pedagang mobil bekas di kota-kota besar.

Tapi, penjahat juga tahu, selalu ada pedagang yang lengah atau menganggap sepele cara antisipasi kemungkinan buruk. Di situlah penjahat merampok.

Di kasus Jambi, di desa kecil yang lokasinya berada di gang sempit, mungkin korban menganggap kecil kemungkinan penjahat berani masuk wilayah itu. Warga lalu lalang di gang tersebut, bahkan pada pagi sebelum pukul 06.00 itu. Ternyata penjahat sudah ada di desa kecil juga. Bahkan sadis. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: